Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caleg Gagal yang Butuh Ketenangan Bisa Terapi di Padepokan Anti Galau Ini

Kompas.com - 24/04/2019, 19:58 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Khairina

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Meski proses penghitungan suara belum seluruhnya selesai, sebagian calon anggota legislatif tingkat kota/kabupaten sudah dapat mengetahui hasil perolehan melalui saksi masing-masing.

Perolehan suara melampui target membuat bahagia para caleg karena dapat melenggang menuju kursi perwakilan.

Sebaliknya, perolehan suara tak mencapai ambang batas dapat menjadi kabar buruk, bahkan berpotensi menggangu psikologi caleg yang sudah berjuang.

Sebagian rumah sakit siap mengobati para caleg depresi setelah berjuang di Pemilu 2019.

Direktur Utama RSUD Gunung Jati Kota Cirebon Bunadi mengaku, hingga Rabu (24/4/2019), belum ada caleg gagal yang menjadi pasien RSUD Gunung Jati.

“Belum ada Mas, tapi kalau ada, kami siap melayani,” kata Bunadi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon seluler.

Baca juga: Kisah Tim Sukses Caleg Gagal yang Depresi Ditagih Perolehan Suara

Tak hanya rumah sakit, para caleg yang gagal juga mendatangi tempat tradisional untuk proses pemulihan, salah satunya adalah Padepokan Anti Galau Yayasan Albushtomi yang bertempat di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Ustaz H. Ujang Bushtomi, pemilik Padepokan Albushtomi menyampaikan, dirinya menggunakan cara tradisional dan pendekatan agama dalam menangani para pasien.

Mereka datang dari berbagai kalangan, antara lain, warga yang terkena gangguan makhluk lain, gangguan kejiwaan, hingga calon anggota legislatif dan juga tim sukses yang depresi karena gagal di pemilu.

Caleg sih sampai sekarang ada enam. Tapi tim sukses. Malah banyakan itu tiap hari tim sukses yang pada stres. Keluhan mereka tertekan, dikejar-kejar sama calegnya. Suaranya tidak memenuhi target, ada juga yang minta dikembalikan uangnya, sementara dia-kan sudah dibagikan dan sudah maksimal, tapi terus ditekan,” kata Ujang, Selasa (23/4/2019) malam.

Tak hanya tim sukses, sebelumnya dia juga kedatangan sejumlah caleg gagal yang mengaku depresi setelah melihat perolehan suara.

Kata Ujang, mereka sudah habis-habisan kerja keras agar menang tapi kalah. Mereka tidak siap kalah.

Baca juga: Kisah Kolektor Surat Suara Pemilu, Berharap Ada yang Merawat dan Meneruskan Koleksinya (3)


Ujang memberikan cara pengobatan yang berbeda-beda, bergantung pada kadar depresi. Yang sederhana, Ujang berbincang sambil memberikan nasehat dan berdoa bersama pasien.

Namun, pada pasien lain, dia melakukan ibadah, ritual tertentu, hingga menggunakan sarana air dan kembang dengan cara pemandian.

Hal itu yang Ujang lakukan pada salah satu calon anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Yayat Abdurahman pada Jumat lalu (19/4/2019).

Yayat maju melalui Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Dia mewakili daerah pemilihan tujuh yang meliputi enam kecamatan, antara lain Kecamatan Astanajapura, Beber, Greged, Mundu, Sedong, dan Susukan Lebak.

Mulanya, Ujang mendengarkan apa yang dialami Yayat. Kemudian, Ujang memandikan Yayat dengan air yang sudah dicampur aneka kembang sambil memberi nasihat. Tak lupa, Ujang juga membacakan doa.

Ujang menyebut air dan kembang hanyalah media atau sarana saja. Air dapat menyegarkan tubuh yang sedang panas, sedangkan bunga memiliki aroma terapi yang dapat membantu menenangkan jiwa.

“Penangannya dengan cara–cara sederhana saja. Dengan doa-doa kepada Allah, tadi juga dimandiin biar tenang, dibacain ayat-ayat suci Alquran. Setelah itu beribadah kepada Allah. Saya katakan kepada mereka, politik salah satu perhiasan dunia, yang kita tidak boleh menuhankan politik,” kata Ujang.

Baca juga: Kisah Kolektor Surat Suara Pemilu, Rasakan Kenikmatan Luar Biasa yang Tak Dialami Orang Lain (2)

Pria yang juga menjabat Ketua Umum Gerakan Pemuda Anshor Kabupaten Cirebon ini menyampaikan dirinya kerap mendapatkan tamu tiap pascaperayaan pemilu termasuk periode 2009 – 2014 lalu.

Mereka berasal dari dari dalam dan luar Cirebon.

Atas dasar itu, Ujang menyediakan sejumlah ruangan untuk pengobatan sekaligus penginapan. Dirinya tidak menarif nominal yang harus dibayar pasien alias seikhlasnya.

Mencari ketenangan

Usai mandi kembang, Yayat Abdurahman, caleg Partai Gerindra dibawa ke ruang khusus. Ujang kembali memberi nasehat dan membiarkan Yayat beribadah sendiri.

Ruang itu biasa digunakan untuk menenangkan diri.

Kepada sejumlah pekerja media, Yayat menceritakan dirinya datang ke Padepokan Anti Galau hanya ingin mencari perantara untuk ketenangan saja.

Dalam pesta demokrasi ini, dia maju bersama istrinya melalui partai yang sama dengan daerah pemilihan berbeda.

Baca juga: Kisah Suhendro, Dokter yang Koleksi Surat Suara mulai Pemilu Tahun 1957 (1)

Yayat mengaku tidak membangun tim sukses dan tidak menggunakan banyak uang. Dia berbekal kepercayaan diri dan relasi dari keluarga, teman, sahabat dan tetangga.

Dia sudah menyadari bahwa menang dan kalah adalah hal biasa.

Hingga Jumat (19/4/2019), dia baru mendapatkan 1000 suara dari sebanyak 7000 suara yang ditargetkan, masih jauh dari harapan.

Angka tersebut juga dia nilai terbantu karena dia maju melalui Partai Gerindra.

“Pertimbangan, satu Gerindra berada di nomor urut rendah, di posisi kedua. Keduanya, di Gerinda ada salah satu kontestan presiden yang ikut. Menguntungkan bila saya ikut partai Gerindra. Jelas ada pengaruhnya,” tutup Yayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com