Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Hal Ini yang Menentukan Kemenangan Capres di Jawa Barat

Kompas.com - 09/04/2019, 11:52 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Pengamat politik dari Universitas Parahyangan, Asep Warlan Yusuf mengatakan, suara swing voters dan undecided voters akan menentukan kemenangan capres-cawapres di Jawa Barat.

Sebab jika melihat referensi yang ada, baik Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno memiliki kekuatan suara yang tidak jauh berbeda.

“Ada dua referensi. Pertama, berbagai survei yang dilakukan lembaga mainstream seperti LSI, Kompas, LIPI, memperlihatkan Jokowi-Ma’ruf Amin unggul,” ujar Asep saat dihubungi melalui telepon selular, Senin (8/4/2019) malam.

Kedua, gerakan di media sosial dan kampanye terbuka yang dilakukan Prabowo-Sandi menghadirkan massa yang secara kuantitatif luar biasa besar.

Baca juga: Kepada Pendukungnya, Prabowo Kenalkan Aher sebagai Gubernur Jawa Barat

Namun di balik kedua referensi tersebut, terdapat swing voters dan undecided voters yang jumlahnya berkisar 19 hingga 20 persen. Itu artinya, pasangan mana pun yang bisa menarik suara tersebut akan memenangkan pilpres.

“Kebanyakan pemilih yang belum memutuskan atau masih labil itu kalangan milenial karena belum dapat banyak informasi. Mereka ini yang menentukan keunggulan,” ucap Asep.

Namun jika melihat karakteristik pemilih Jabar, kemungkinan masih condong ke Prabowo, namun masih bisa dikejar oleh Jokowi.

Misalnya, perbandingan suara Jokowi-Prabowo 40-60 persen, maka tim Jokowi harus mengerahkan segala upaya untuk meraih gap suara tersebut.

Jika tidak, sebaiknya tim Jokowi fokus ke suara di Jateng, Jatim, Papua, Sulawesi Utara, NTT, NTB, dan kantung-kantung suara Jokowi lainnya untuk mengimbangi suara Jabar.

Hal serupa disampaikan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Padjadajaran (Unpad), Suwandi Sumartias. Ia mengatakan, meski jumlah anggota NU banyak, namun mesin politik Prabowo di Jabar lebih solid.

“Terutama mesin politik PKS. Apalagi jika berkaca kepada Pilgub Jabar,” ungkapnya.

Namun ada kekuatan lain yang menentukan kemenangan para capres ini, yaitu suara swing voters yang besar. Untuk itu, kedua belah pihak kini tengah perang pengaruh, walaupun berpotensi melakukan kampanye hitam dan politik uang.

Politik identitas

Pengamat politik dari Unpad, Firman Manan melihat beberapa hal dalam perebutan suara di Jabar. Pertama, petahana menyuarakan keberhasilan program.

Jika hal tersebut mengundang persepsi positif publik, maka akan menguntungkan petahana. Apalagi petahana, di manapun di dunia ini, memiliki kekuatan lebih dibanding penantang.

Karenanya menjadi poin kedua, sejauh mana penantang memiliki program yang lebih baik dari petahana sehingga bisa memenangkan hati para pemilih. Jika tidak, suara akan tetap berada di petahana.

Ketiga, masyarakat Jawa Barat dikenal sebagai masyarakat religius sehingga bisa disentuh politik identitas dalam keagamaan. Jika strategi kampanye ini efektif, akan menjadi peluang untuk memenangkan suara di Jabar.

“Kalau diamati, Prabowo-Sandi gunakan strategi politik identitas. Apakah itu berhasil? Akan terlihat setelah pemilu nanti,” ucapnya.

Baca juga: Tiga Kartu Sakti Jokowi Jadi Konten Penting Kampanye di Jawa Barat

Namun yang perlu digarisbawahi, penggunaan politik identitas yang kebablasan akan berdampak buruk bagi demokrasi. Secara elektoral itu menguntungkan, tapi bagi demokrasi jadi masalah.

“Nantinya jadi isu-isu manipulatif, hoaks, sehingga harus dicermati,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com