Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heli Prabowo Tak Dapat Izin Mendarat di Medan, Ini Kata Gerindra

Kompas.com - 04/04/2019, 10:59 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Khairina

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com — Prabowo Subianto tak jadi datang ke Medan untuk menghadiri Isra Miraj di halaman Istana Maimun, Medan, pada Rabu (3/4/2019).

Padahal, dari undangan yang tersebar, acara akan dimulai pukul 08.00 WIB. Lepas subuh, kawasan itu sudah ramai dipadati orang. Para perempuan mengenakan gamis dan kerudung putih, yang laki-laki berbaju koko dan lobe putih.

Massa masih sabar menunggu hingga menjelang siang, tapi calon presiden nomor urut 02 itu tak muncul juga.

Usut punya usut, ternyata helikopter yang ditumpanginya tak punya izin untuk melakukan pendaratan di Kota Medan.

Baca juga: Soal Helikopter Prabowo Tak Diizinkan Mendarat, Ini Penjelasan Pemkot Medan

Kesulitan ini diakui Ketua Badan Pemenangan Daerah Prabowo-Sandi Provinsi Sumatera Utara Gus Irawan Pasaribu.

Gus, begitu dia biasa dipanggil, mengaku pihaknya sudah berupaya mendapatkan izin dari Minggu (31/3/2019) sampai Selasa (2/4/2019) malam, mulai di Lapangan Merdeka, Lapangan Banteng, sampai Stadion Teladan, tetapi hasilnya nihil.

Ada pihak swasta yang menawarkan tempatnya sebagai helipad, tetapi dari sisi keamanan tidak terjamin. 

"Izin memang dipersulit. Faktanya kami enggak bisa dapat sampai hari terakhir. Kami enggak dapat izin sama sekali," kata Gus saat dikonfirmasi Kompas.com lewat sambungan telepon Kamis (4/4/2019).

Baca juga: Kena Flu, Prabowo Subianto Batal Kampanye di Pangkal Pinang

Akhirnya, mereka mencoba Lapangan Sejati di Tuti Kuning, Jalan AH Nasution, Medan. Ditanya apakah pilihan ini berdasarkan rekomendasi Pemkot Medan melalui Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Medan M Husni, dia membantah.

Menurutnya, milik Pemkot Medan itu Lapangan Merdeka dan Lapangan Banteng.

"Kami merasa Lapangan Merdeka dan Teladan yang paling dekat ke acara. Kami tahu, selalu kok, mendarat ada. Di Merdeka, belum lama ada heli yang mendarat di situ. Orang lain bisa, kok kami 02 enggak bisa? Itu pertanyaannya," katanya.

Gus merasa sebagai warga negara harusnya diperlakukan sama, tidak ada perbedaan, apalagi undang-undang mengatur dan menjaminnya. Pihaknya adalah warga negara Indonesia yang sedang berjuang mendapat mandat rakyat untuk berkuasa.

"Memang kami sedang tidak berkuasa. Tapi kan berkuasa tak berkuasa hak setiap warga negara itu sama," ujarnya.

Kenapa harus menggunakan helikopter, Gus bilang, untuk menghemat waktu.

Diceritakannya, dari Jakarta Prabowo mendarat di Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang.

Dari sinilah rencananya dia menggunakan helikopter menuju lokasi Isra Miraj dan ke Kabupaten Langkat. Setelah itu, Prabowo harus kembali lagi ke Jakarta.

"Jadi untuk menghemat waktu, semua didesain untuk heli. Kami sih, sudahlah, sabar sajalah.... Pesan Pak Prabowo, kami jangan memberi ruang sekecil apa pun untuk kesalahan. Kami sadar betul kami ini di luar kekuasaan, di luar pemerintahan," ujar Gus.

Baca juga: Ratna Sarumpaet Menduga Amien Rais Jadi Saksi Terkait Pertemuan dengan Prabowo Subianto

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Medan M Husni membenarkan tidak keluarnya izin mendarat helikopter yang ditumpangi Prabowo, khususnya di Lapangan Merdeka dan Stadion Teladan.

Alasan dia, Lapangan Merdeka saat ini sedang dalam perbaikan, sementara Stadion Teladan dipakai untuk kegiatan olahraga. 

Pemerintah Kota Medan lalu menawarkan Lapangan Taman Cadika di Jalan Karya Wisata dan Lapangan Sejati di Jalan AH Nasution. Keduanya sama-sama berada di Kecamatan Medan Johor, Kota Medan.

Menurut Husni, Lapangan Candika sudah biasa digunakan sebagai landasan helikopter. Bupati Simalungun JR Saragih sering memakainya.

"Tidak ada izin yang dipersulit, dua hari lalu sudah diberikan. Saya sampaikan ke Ihwan Ritonga, Wakil Ketua DPRD Medan Fraksi Gerindra," ucap Husni.

Pernyataan Husni ini dibantah Gus Irawan. Katanya, sampai malam detik terakhir, mereka masih mengusahakan izin dikeluarkan.

"Kepala dinas itu lari-lari, kok. Hari terakhir kami masih minta izin, saya bantah itu!" ujar Gus.

Meski tanpa Prabowo, Isra Miraj berjalan aman dan tertib tanpa ada atribut partai yang dikenakan massa yang hadir.

Walau demikian, aksi mengacungkan salam dua jari seperti yang sering dilakukan pendukung capres 02 Prabowo-Sandi terlihat saat tausiah dari ustaz Zulkarnaen, Haikal, dan Sambo berlangsung.

Risih, panitia, berulang kali mengingatkan agar tidak menggunakan dan menunjukkan simbol tangan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com