Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pelaku Pembunuhan Calon Pendeta di OKI Ditangkap| Cerita Mahasiswa Penerima Beasiswa Saat Dana Telat Cair

Kompas.com - 29/03/2019, 07:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Polisi akhirnya berhasil menangkap dua pelaku pembunuhan calon pendeta, MZ, di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, pada hari Rabu (27/3/2019).

Kedua pelaku ditangkap di kawasan Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI. Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, mengatakan, kedua pelaku ditangkap kurang dari 48 jam. 

Sementara itu, berita tentang kondisi sejumlah mahasiswa penerima bidikmisi saat dana bantuan telat cair juga mendapat perhatian. Salah satunya kisah Iman Taufik Ramadhan, mahasiswa Ilmu Peternakan Unpad.

Dirinya menceritakan, dirinya pernah membeli satu telur dan digoreng. Setelah itu telur itu dibagi tiga untuk makan pagi, siang dan malam.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Dua pelaku pembunuhan calon pendeta ditangkap

Jenazah Melindawati Zidemi (24) Vikaris atau calon Pendeta yang ditemukan tewas tanpa busana di Kabupaten OKI, ketika berada di ruang jenazah Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (26/3/2019).KOMPAS.com/AJI YK PUTRA Jenazah Melindawati Zidemi (24) Vikaris atau calon Pendeta yang ditemukan tewas tanpa busana di Kabupaten OKI, ketika berada di ruang jenazah Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (26/3/2019).
Tim gabungan Polres Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan menangkap dua terduga pelaku pembunuhan calon pendeta berinisial MZ (24) di OKI, Sumsel.

"Iya benar (ditangkap), nanti dibawa ke Polda," kata Kapolres Ogan Komering Ilir (OKI) AKBP Doni Eka Saputra, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (28/3/2019).

Namun, Doni masih belum mau memberikan keterangan identitas para pelaku tersebut. "Nanti biar Kapolda yang rilis besok ya," ujarnya singkat.

Sementara itu, Kapolda Sumsel membenarkan penangkapan tersebut. Polisi berhasil menangkap pelaku kurang dari 48 jam.

"Iya alhamdulilah belum sampai 48 jam, tim dari Polda Sumsel, Polres OKI dan Polsek sudah bisa menangkap pelaku inisial Hen dan Nang. Besok setelah bukti dan tersangka merapat ke Polda, kami akan rilis,sekitar pukul 15.00 WIB," kata Zulkarnain saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (28/3/2019).

Baca berita selengkapnya: Dua Terduga Pelaku Pembunuhan Calon Pendeta di OKI Ditangkap

2. Pramono Edhie jadi pendonor sumsum tulang belakang bagi Ani Yudhoyono

Mantan KSAD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo berbincang dengan sejumlah pewarta foto yang tergabung dalam organisasi Pewarta Foto Indonesia Jakarta (PFIJ), di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (6/6/2014). Pertemuan ini dalam rangka silaturahmi rutin yang diadakan PFIJ dengan sejumlah tokoh di Indonesia untuk bertukar pikiran yang dikemas dalam diskusi santai.WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA Mantan KSAD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo berbincang dengan sejumlah pewarta foto yang tergabung dalam organisasi Pewarta Foto Indonesia Jakarta (PFIJ), di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (6/6/2014). Pertemuan ini dalam rangka silaturahmi rutin yang diadakan PFIJ dengan sejumlah tokoh di Indonesia untuk bertukar pikiran yang dikemas dalam diskusi santai.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membenarkan jika Pramono Edhie Wibowo, pamannya, akan menjadi donor sumsum tulang belakang untuk Ani Yudhoyono.

Menurut AHY, pamannya itu memiliki kesamaan delapan parameter darah yang dibutuhkan dokter untuk kebutuhan transplantasi sumsum tulang belakang. AHY tidak menyebut delapan parameter yang dimaksud.

"Yang pasti, delapan parameter darah yang dibutuhkan dokter ada di adik Ibu Ani Yudhoyono. Kami bersyukur karena tidak sampai mencari ke mana-mana, bahkan sampai ke seluruh dunia," kata AHY di Surabaya, Rabu (27/3/2019).

Semua anggota keluarga besarnya sempat diperiksa dan dites darahnya untuk mencari jenis darah yang dibutuhkan tim dokter.

Baca berita selengkapnya: Ini Alasan Pramono Edhie Jadi Satu-satunya Donor Sumsum Tulang Belakang untuk Ani Yudhoyono

3. Kisah para mahasiswa bidikmisi saat dana bantuan terlambat

Kantin Saridhona memiliki slogan makan sepuasnya, bayar seikhlasnya. Dengan slogan tersebut diharapkan ada cost sharing untuk membantu mahasiswa yang membutuhkan. KOMPAS.com/RENI SUSANTI Kantin Saridhona memiliki slogan makan sepuasnya, bayar seikhlasnya. Dengan slogan tersebut diharapkan ada cost sharing untuk membantu mahasiswa yang membutuhkan.

Sebagian besar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi rata-rata berasal dari keluarga tidak mampu dari sejumlah daerah.

Banyak orangtua melepas dan memberikan kepercayaan penuh kepada sang anak untuk menjalankan kuliah begitu diterima kuliah dengan bantuan dana Bidikmisi. Karena itu, ketika uang beasiswa telat cair, para mahasiswa ini harus memutar otak agar tetap bisa bertahan.

“Kalau saya beli telur (satu) kemudian digoreng dan dibagi tiga. Masing-masing untuk makan pagi, siang, dan malam,” kata Iman sambil tertawa.

Namun Iman masih terbilang beruntung. Sebab beberapa temannya mengalami hal lebih sulit. Ada yang sengaja main ke rumah temannya yang tinggal di Bandung untuk menumpang makan.

Ada pula yang membuat air putih dicampur garam dan vetsin sebagai kuah campuran nasi. Bahkan, ada juga yang memilih menahan lapar.

Baca berita selengkapnya: Kisah Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi, Makan Nasi Campur Air Garam

4. Pengakuan Sumirah, pengagum Prabowo Subianto asal Mataram, NTB

Sumirah (85) atau yang akrab disapa Papuq Irah yang peluk Prabowo saat kampanye di Mataram.KOMPAS.com/KARNIA SEPTIA Sumirah (85) atau yang akrab disapa Papuq Irah yang peluk Prabowo saat kampanye di Mataram.

Seorang nenek berkerudung hijau yang memeluk dan mencium calon presiden nomor 02 Prabowo Subianto mendadak menjadi viral.

Kejadian tersebut terjadi saat kampanye calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Lapangan Karang Pule, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat ( NTB), Selasa (26/3/2019).

Sumirah (85) nenek yang akrab disapa Papuq Irah mengaku senang bisa bertemu langsung dengan Prabowo. Dia menceritakan pengalamannya hadir di kampanye hingga akhirnya bisa memeluk capres Prabowo di atas panggung.

"Memang saya niat (bertemu), dari dulu saya senang dengan Pak Prabowo. Kemarin saya ke kampanye," kata Papuq Irah saat ditemui di tempat tinggalnya, Kamis (28/3/2019).

Sumirah pun membantah dirinya telah menerima uang dari Prabowo saat bertemu dengan idolanya saat kampanye.

"Saya nggak pernah terima uang. Satu peser saya ndak pernah terima," kata Papuq Irah saat dikonfirmasi.

Baca berita selengkapnya: Peluk dan Cium Prabowo, Nenek Irah: Satu Peser Pun Saya Tak Pernah Terima Uang

5. Syarat menonton konser berdasar IPK menjadi viral

Tangkapan layar antara seorang mahasiswi dengan Rektor UNY yang viralInstagram Tangkapan layar antara seorang mahasiswi dengan Rektor UNY yang viral

Tangkapan layar berisi percakapan antara mahasiswi dan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta ( UNY) Sutrisna Wibawa soal penyelenggaraan konser menjadi viral di media sosial Instagram.

Dalam percakapan tersebut, seorang mahasiswi Program Studi Bahasa Inggris semester IV bernama Clara Straordinaria meminta Rektor UNY untuk mengundang beberapa bintang tamu dalam acara Dies Natalis UNY pada 21 Mei 2019.

Pesan itu kemudian dibalas oleh Sutrisna dengan memberikan beberapa syarat, salah satunya kelas untuk "venue" menonton sesuai dengan IPK mahasiswa UNY.

Baca berita selengkapnya: Viral "Chat" Rektor dengan Mahasiswi soal Konser Dibayar IPK, Ini Kisahnya

Sumber: KOMPAS.com (Mela Arnani, Karnia Septia, Reni Susanti, Achmad Faizal, Aji YK Putra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com