BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi - Ma’ruf Amin Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menilai, keberadaan pemantau dari luar negeri pada Pilpres dan Pileg yang akan digelar pada 17 April 2019 mendatang tidak perlu menimbulkan kekhawatiran.
"Bukan sesuatu yang luar biasa terjadi saat ini, dengan berakhirnya era kepemimpinan orde baru,” kata Dedi melalui ponselnya, Selasa (26/3/2019).
Lebih lanjut Dedi menjelaskan, dengan keberadaan pemantau luar negeri dapat dikatakan Indonesia saat ini tengah diperhitungkan oleh negara lain.
“Indonesia mengalami proses demokrasi secara terbuka, maka partisipasi para pemantau pemilu dari luar negeri adalah hal yang biasa dilakukan di Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Pemantau Pemilu Asing Wajib Kantongi Izin Kemenlu dan Terakreditasi Bawaslu
Para pemantau pemilu tersebut, lanjut Dedi, sebelumnya telah mendaftarkan diri terlebih dahulu di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Coba cek deh di KPU, dalam setiap pemilu pasti penuh orang yang mendaftarkan diri menjadi pemantau yang berasal dari luar negeri,” jelasnya.
Dedi mengatakan, Indonesia pun sampai saat ini juga memantau proses demokrasi di negara lain.
“Sama seperti para aktifvis kita juga banyak yang jadi pemantau pemilu di negara lain," bebernya.
Baca juga: Pemantau Asing dari 33 Negara Awasi Pemilu 2019, Ini Mekanismenya
Pada ajang pemilu yang pernah dia jalani seperti Pilbup Purwakarta dan Pilkada Jawa Barat, Mantan Bupati Purwakarta ini pun mengaku sering diwawancara oleh para pemantau pemilu dari Australia dan Amerika Serikat.
"Jadi kalau ada kehadiran pemantau dari luar negeri, itu merupakan hal yang biasa dan sudah berlangsung sangat lama dan tidak perlu di khawatirkan," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.