Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor, Rekaman CCTV Diserahkan ke FBI hingga Kendala Mengungkap Pelaku

Kompas.com - 05/03/2019, 22:01 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Alat bukti kameran CCTV yang merekam kejadian pembunuhan siswi SMK Baranangsiang KOta Bogor, Adriana Yubelia Noven Cahya (18), akhirnya diserahkan ke Federal Bureau of Investigation (FBI).

Kepolisian Resor Bogor Kota menjelaskan, FBI akan menyelidiki rekaman tersebut dan menyerahkan hasilnya dalam waktu sebulan.

Polisi berharap FBI akan memperjelas tampilan dari video dan mengidentifikasi wajah pelaku lebih jelas.

Berikut ini fakta baru terkait kasus pembunuhan Adriana:

1. FBI miliki alat lebih canggih

Ilustrasi CCTVShutterstock Ilustrasi CCTV

Alat bukti kamera CCTV yang merekam kejadian pembunuhan itu pun sudah diserahkan kepada FBI melalui perwakilannya di Jakarta.

Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Hendri Fiuser mengatakan, pihak FBI akan melakukan olah digital forensik dari rekaman itu.

Hendri menuturkan, alat yang dimiliki FBI memiliki kemampuan untuk dapat memperjelas tampilan dari sebuah video sehingga diharapkan dapat menampilkan dan mengidentifikasi wajah pelaku secara jelas.

"Kita koordinasi dengan FBI karena kita anggap mereka punya alat yang lebih komplit. Dokumen kita kirim ke sana melalui perwakilan FBI di Jakarta. Nanti mereka bawa ke Amerika, mereka lihat, bisa nggak yang blur itu jadi jelas," ucap Hendri, di Mapolresta Bogor, Senin (4/3/2019).

Baca Juga: Polisi Serahkan Rekaman CCTV Penusukan Siswi SMK di Bogor ke FBI

2. FBI butuh waktu satu bulan

Ilustrasi Biro Investigasi Federal AS.SHUTTERSTOCK Ilustrasi Biro Investigasi Federal AS.

Kombes Hendri menjelaskan, FBI butuh waktu sekitar satu bulan untuk dapat mendalami hasil rekaman tersebut.

Jika sudah, sambungnya, FBI akan segera mengembalikannya kepada pihak kepolisian.

"Kemarin janji sama saya satu bulan," kata Hendri.

Seperti diketahui, polisi juga masih kesulitan mengidentifikasi pelaku karena kualitas resolusi rekaman CCTV yang sangat buruk.

"Karena itu kita gandeng FBI, ya. Nanti di sana dicek digital forensik untuk identifikasi pelaku," tutup dia.

Baca Juga: Dalam Sebulan, FBI Janji Selesaikan Identifikasi Rekaman Penusukan Siswi SMK di Bogor

3. Kendala polisi ungkap kasus pembunuhan Adriana

Ilustrasi pelaku penusukan.THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi pelaku penusukan.

Kasus penusukan siswi SMK Bogor ini sulit terungkap karena minimnya saksi yang berada di tempat kejadian.

Aksi pelaku saat menusuk korban sebenarnya sempat terekam CCTV yang ada di tempat tersebut.

Sementara itu, Kombes Hendri menjelaskan, wajah pelaku di CCTV terlihat tidak jelas karena kualitas video yang kurang bagus.

"Nanti mereka (FBI) lihat, mereka urai, bisa gak yang blur-blur itu jelas. Bukan alatnya kita pinjam. Kemarin janji sama saya 1 bulan," ungkap Hendri Fiusar.

Baca Juga: Sudah 28 Saksi Diperiksa, Teka-teki Penusuk Siswi SMK Belum Ada Titik Terang

4. Tak ingin berandai-andai

Ilustrasi olah TKPKOMPAS.com Ilustrasi olah TKP

Kepala Polda Jawa Barat, Agung Budi Maryoto mengatakan, hasil dari FBI diharapkan dapat membantu polisi menangkap pelaku pembunuhan Adriana.

"Kita tidak bisa berandai-andai, kita harus utamakan digital forensik," pungkas Agung.

Sementara itu, hingga saat ini sudah ada sekitar 30 saksi yang diperiksa polisi. Namun, dari hasil pemeriksaan para saksi, polisi masih belum menemukan titik terang.

Baca Juga: Kasus Penusukan Siswi SMK di Bogor: Polisi Masih Berupaya Buat Sketsa Wajah Pelaku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com