Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Polemik Video "Jika Jokowi Terpilih, Tak Ada Lagi Azan"

Kompas.com - 25/02/2019, 11:56 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com — Sebuah video berisikan dugaan kampanye hitam terhadap pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin beredar di media sosial pada Minggu (24/2/2019).

Awalnya video ini diunggah oleh salah satu pengguna Twitter, Citra Wida, @citrawida5, dan kemudian viral juga di media sosial. Salah satunya melalui akun Instagram INDOZONE, @indozone.id.

Ketua RW selaku pemimpin di wilayah yang disebut dalam video itu memberikan klarifikasi. Polisi pun memberikan penjelasan.

Narasi yang beredar:

Sebuah video berdurasi 59 detik ini menampilkan dua perempuan tengah berbicara kepada seorang penghuni rumah dalam bahasa Sunda.

Salah satu perempuan menyampaikan bahwa jika Jokowi-Ma'ruf terpilih sebagai pasangan presiden dan wakil presiden, nantinya akan menimbulkan beberapa polemik.

"Moal aya deui sora azan, moal aya deui nu make tiyung. Awewe jeung awewe meunang kawin, lalaki jeung meunang kawin (Tidak ada lagi suara azan, tidak ada lagi yang memakai kerudung. Perempuan dengan perempuan boleh menikah, laki-laki dengan laki-laki juga boleh menikah)," ujar perempuan itu dalam video.

Selain itu, video yang awalnya diunggah di akun Twitter perempuan bernama Citra Wida itu telah dihapus.

Video kampanye hitam ini diduga dilakukan agar masyarakat tidak memilih Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019 karena mereka melegalkan LGBT jika terpilih.

Hingga saat ini, video tersebut telah ditonton 490.648 kali oleh pengguna Instagram.

Penelusuran Kompas.com:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, diperoleh informasi bahwa video ini diduga dibuat dan diunggah oleh Citra Wida sejak Rabu (13/2/2019).

Diketahui lokasi dalam video beralamat di Perumahan Gading Elok 1, Blok 014 nomor 12A, RT 004 RW 029, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Selain itu, Kompas.com juga turut menelusuri alamat tersebut pada Minggu (24/2/2019) dan didapati si pemilik rumah, Aswandhi, mengaku tidak mengenal Citra Wida.

Sementara Ketua RW 029, Perum Gading Elok 1 Karawang, Dikdik Kurniawan mengatakan bahwa alamat yang dituliskan pengunggah benar ada di wilayahnya.

Akan tetapi, setelah dilakukan pengecekan, ternyata Citra bukanlah pemilik rumah tersebut.

"Alamat identik, tapi orangnya bukan," ujar Dikdik kepada Kompas.com, Minggu (24/2/2019).

Dikdik juga sempat menanyai beberapa warga sekitar dan diperoleh hasil nihil.

"Warga sekitar tidak ada yang mengenal," ujarnya.

Selengkapnya, Baca juga: Penjelasan Ketua RW soal Video jika Jokowi Terpilih, Tak Ada Lagi Azan

Lalu, sejumlah masyarakat juga melacak jejak digital sosok perempuan yang ada dalm video di grup Facebook Kawarang Info (KARIN).

Salah satu admin KARIN, Husna Mubarok, menyebut bahwa akun Citra Wida pernah terdeteksi dibuat di Karawang dan meminta persetujuan masuk grup KARIN.

"Citra Wida punya akun lain, yaitu Citra Wida Ningsih di Facebook dan Instagram," ujar Husna.

Namun, Husna mengungkapkan bahwa Citra tidak tinggal di Gading Elok 1 wilayah Telukjambe. Ia menduga Citra tinggal di Perumnas Bumi Telukjambe, Karawang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Selain itu, dalam video ini kedua emak-emak tersebut mengatakan Jokowi akan melarang azan berkumandang jika menjadi Presiden. Dalam video yang beredar, dua wanita itu berbicara dalam bahasa Sunda kepada seorang pemilik rumah. Diketahui bahwa motif ini dilakukan agar Jokowi tak dipilih lagi dalam Pilpres. ? "Moal aya deui sora azan, moal aya deui nu make tieung. Awene jeung awene meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin," kata perempuan di video yang viral. Artinya adalah: "Suara azan di masjid akan dilarang, tidak akan ada lagi yang memakai hijab. Perempuan sama perempuan boleh kawin, laki-laki sama laki-laki boleh kawin". ? Sementara itu, cawapres Ma'ruf Amin menanggapi bahwa apa yang disampaikan 2 wanita tersebut adalah hoax. Dia meminta agar masyarakat untuk tidak percaya begitu saja. ? "Ngawur itu. Itu fitnah dan hoax, ada hoax begitu, ada juga Departemen Agama dibubarkan, macam-macamlah isu keagamaan, dan tidak benar itu. Jaadi ini masyarakat jangan percaya itu fitnah dan hoax," ujar Ma'ruf di Hotel Aryaduta Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (24/2/2019), melansir Detikcom. ? Follow, like, komentar dan tag temanmu untuk ikut bersama kita guys!

A post shared by INDOZONE - #KAMUHARUSTAU (@indozone.id) on Feb 23, 2019 at 11:09pm PST

 

Tanggapan polisi

Saat ini pihak kepolisian telah mengamankan tiga perempuan yang diduga terkait video viral ini. Polda Jawa Barat melakukan pengamanan agar tidak terjadi konflik sosial di masyarakat.

"Tiga orang wanita itu kami amankan sebagai langkah preventif terjadinya konflik yang lebih besar," kata Kapolres Karawang AKBP Nuredy Irwansyah di Mapolres Karawang, Senin (25/2/2019).

Nuredy mengungkapkan, pengamanan ketiga perempuan itu dilakukan personel Polres Karawang dibantu penyidik Polda Jabar pada Minggu (24/2/2019) malam di Cikampek, Karawang. Namun, ia tidak menyebut identitas ketiga perempuan itu.

"Tiga orang wanita tersebut diamankan tadi malam. Ketiganya juga meminta perlindungan kepada kepolisian sehingga ketiganya diamankan ke Polres Karawang, kemudian dibawa ke Polda (Jabar) untuk dilakukan penyelidikan selanjutnya," katanya.

Salah satu dari ketiga perempuan itu merupakan pemilik akun Twitter @citrawida5 yang mengunggah video dugaan kampanye hitam terhadap Jokowi-Ma'ruf.

Selengkapnya, baca juga: 3 Perempuan Terkait Video Jika Jokowi Terpilih, Tak Ada Lagi Azan Dibawa ke Polda Jabar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com