Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otak Pembunuhan dan Pembakaran IA Diduga Pacar Korban

Kompas.com - 23/01/2019, 20:39 WIB
Aji YK Putra,
Khairina

Tim Redaksi

PALEMBANG,KOMPAS.com-Satu pelaku pembunuhan terhadap IA (20) saat ini masih dalam pengejaran petugas gabungan dari Polda Sumatera Selatan.

Pelaku atas nama Asri diduga adalah otak di balik pembunuhan sadis tersebut. Nama Asri muncul setelah empat tersangka lain ditangkap oleh petugas.

Asri diduga memiliki hubungan khusus dengan IA (20) hingga akhirnya korban nekat meminjam uang kepada pelaku sebesar Rp 1,5juta.

Jaka Saputra (26), sepupu korban mengatakan, ia mengetahui jika IA dan Asri menjalin hubungan asmara sejak satu tahun terakhir. Pelaku sendiri adalah mantan pacar korban yang berhubungan saat di bangku sekolah.

"Keduanya pernah pacaran, tapi ketika IA menikah langsung hilang kontak. Namun, saat IA sudah cerai, mereka berhubungan lagi, mereka teman satu sekolah," kata Jaka, saat di rumah sakit Bhayangkara Palembang,Rabu (23/1/2019).

Baca juga: Kronologi Terungkapnya Identitas IA yang Dibunuh lalu Dibakar

Dikatakannya, kepastian hubungan antara IA dan Asri diperoleh dari rekan korban. Sebab, selama ini IA selalu tertutup soal urusan pribadi ketika sedang berada di rumah.

Sejak Jumat (18/1/2019), sebelum kejadian itu terungkap, Jaka mengaku jika IA selalu dihubungi oleh Asri untuk bertemu, namun korban selalu mengelak permintaan dari pelaku tersebut.

"Soal utang kami tidak tahu, karena IA tidak pernah mau cerita. Setahu saya kalau Asri itu tidak bekerja, tapi menjual sabu," ujarnya.

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menambahkan, dari hasil keterangan empat tersangka yang diamankan, Asri adalah seorang pengedar narkoba di Kabupaten Muara Enim.

Kepastian itu terungkap dari pengakuan teman-temannya yang sudah ditangkap. Mereka melakukan pesta sabu sebelum menghabisi nyawa IA.

"Asri adalah kurir narkoba di wilayah sana. Jadi mereka ini sering pesta sabu dan disiapkan oleh Asri," kata Zulkarnain.

Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu tersangka bernama Abdul Malik (22), ia mengaku selalu pesta sabu dengan Asri sejak enam bulan terakhir.

"Biasanya satu minggu tiga kali, yang siapkan barang Asri. Dia juga yang bunuh korban, memukulnya pakai kayu balok," kata Abdul Malik.

Kompas TV Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Cilegon, Banten bersama polisi memusnahkan belasan ribu keping KTP elektronik invalid atau sudah tidak berfungsi lagi. Pemusnahan ini dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan KTP menjelang pemilu 2019. Sebanyak 19.019 keping KTP elektronik invalid dimusnahkan dengan cara dibakar. Lokasi pembakaran bertempat di belakang Kantor Wali Kota Cilegon. Pemusnahan belasan ribu keping KTP elektronik ini berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 13 Desember 2018 tentang penatausahaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik rusak atau invalid untuk mencegah penyalahgunaannya jelang pemilu 2019. Tak hanya di Cilegon pemusnahan blangko KTP Elektronik juga dilakukan Dinas Dukcapil Kota Tangerang. Sebanyak 19 ribu keping lebih KTP elektronik yang rusak atau invalid dimusnahkan. Ini untuk mengantisipasi tercecernya blangko KTP elektronik yang telah rusak disalahgunakan jelang Pemilu 2019. Pemusnahan KTP juga dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Manado yang memusnahkan ribuan blangko KTP elektronik rusak sebanyak 6.620 keping. Di Tegal, Jawa Tengah, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mengumpulkan ribuan KTP elektronik yang sudah tidak berfungsi untuk mengantisipasi tercecernya KTP elektronik invalid seperti yang terjadi di Duren Sawit, Jakarta dan Sumatera Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com