Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BERITA POPULER NUSANTARA: Duduk Perkara Nisan Salib di Yogyakarta hingga Ibu Habibah Viral gara-gara Baliho Prabowo-Sandi

Kompas.com - 22/12/2018, 06:27 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penjelasan lengkap terkait kasus pemotongan kayu nisan berbentuk salib di makam Jambon, Kota Gede, Yogyakarta, menjadi topik menarik di Kompas.com hari Jumat (21/12/2018).

Pembaca memperoleh penjelasan dari berbagai pihak, dari tokoh masyarakat, Ketua RW, keluarga duka, kepolsian hingga pihak Kevikepan DIY.

Rangkaian penjelasan tersebut mengajak pembaca untuk melihat lebih dalam dan kritis terkait kasus yang sempat menjadi viral di media sosial itu.

Selain itu, kasus ledakan kapal di Sungai Musi juga menjadi sorotan. Polisi di Palembang terus memeriksa sejumlah saksi untuk mengungkap penyebab meledaknya perahu Jasa Mulya.

Berikut ini secara lengkap 5 berita populer Nusantara:

1. Klarifikasi lengkap kasus pemotongan nisan salib di Yogyakarta

Lokasi pemakaman almarhum Albertus Slamet Sugiardi di Jambon Purbayan RT 53/RW 13 Kota Gede Yogyakarta KOMPAS.com/Wijaya Kusuma Lokasi pemakaman almarhum Albertus Slamet Sugiardi di Jambon Purbayan RT 53/RW 13 Kota Gede Yogyakarta

Hasil penelusuran Kompas.com terkait kasus di Purbayan, Kotagede, Yogyakarta, menjelaskan secara lengkap duduk perkara kasus tersebut.

Sosok almarhum Albertus Slamet Sugihardi di kampung Purbayan dikenal baik dan tidak ada masalah apapun. Hal itu diakui salah satu tokoh masyarakat setempat, Bedjo Mulyono.

Lalu, penjelasan dari pihak Polsek Kotagede tentang kronologi pelarangan ibadah doa arwah yang dipindahkan ke Gereja Pringgolayan, melengkapi cara pandang pembaca melihat kasus tersebut.

Kemudian, hasil penelusuran Kevikepan DIY menjelaskan beberapa poin. Salah satunya adalah dugaan adanya pengaruh sekelompok orang pendatang di kampung yang memberikan tekanan baik secara fisik dan psikis kepada sebagian warga.

Baca selengkapnya: Klarifikasi Lengkap Pemotongan Nisan Salib di Makam Kotagede Yogyakarta

 

2. Ibu Habibah viral karena pasang baliho raksasa Prabowo-Sandi

Habibah, salah satu relawan pasangan calon presiden nomor urut 2 memasang baliho Prabowo-Sandiaga di depan rumahnya, di Jalan Sutomo Semarang, Jumat (21/12/2018)KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Habibah, salah satu relawan pasangan calon presiden nomor urut 2 memasang baliho Prabowo-Sandiaga di depan rumahnya, di Jalan Sutomo Semarang, Jumat (21/12/2018)

Salah satu relawan pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Habibah, memasang baliho Prabowo-Sandiaga di depan rumahnya di Jalan Dr Sutomo Nomor 53, Semarang. Tidak tanggung-tanggung, baliho yang dipasangnya berukuran 4x4 meter.

Habibah, nama emak-emak tersebut, mengaku sengaja memasang baliho permanen karena baliho yang sebelumnya dipasang di tempat lain diturunkan oleh petugas Satpol PP. 

Dia pun akhirnya memilih memasang di depan rumahnya sendiri.

Baca selengkapnya: Viral, Emak-emak di Semarang Pasang Baliho Prabowo-Sandiaga di Depan Rumah

 

3. Keluarga korban Lion JT 610 dilarang menggugat Lion Air

Aksi damai keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (13/12/2018).KOMPAS.com/AKHDI MARTIN PRATAMA Aksi damai keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Keluarga korban Lion Air JT 610 merasa keberatan mereka dilarang menggugat pabrik pesawat Boeing jika ingin mencairkan asuransi. Sebab, menurut pihak keluarga, asuransi dan tuntutan hukum adalah 2 hal yang berbeda.

"Keluarga kami sudah jadi korban, masa kami tidak boleh menuntut secara hukum," ujar M Rifani, yang merupakan kerabat dari Dede Anggraini, salah seorang korban Lion Air PK LQP, yang jatuh di perairan Tanjung Kerawang, pada 29 Oktober lalu.

"Berkas yang harus kami tanda tangani saja oleh Lion Air tidak boleh dibawa pulang. Padahal, kami kan mau mempelajarinya terlebih dahulu pasal-pasalnya. Apalagi, ada klausul yang menyatakan kita tidak boleh menggugat," kata dia.

Baca selengkapnya: Dilarang Gugat Boeing, Ini Kata Keluarga Korban Lion Air JT 610

 

4. Perahu meledak di Sungai Musi, jembatan Ampera ditutup

Kapal tongkang Jasa Mulya tiba-tiba meledak di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (20/12/2018). Akibat kejadian ini, tujuh orang mengalami luka bakar.KOMPAS.com/Aji YK Putra Kapal tongkang Jasa Mulya tiba-tiba meledak di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (20/12/2018). Akibat kejadian ini, tujuh orang mengalami luka bakar.

Ledakan perahu jukung Jasa Mulya di Dermaga 4 Ulu Palembang, Sumatera Selatan, membuat warga sekitar dan para pengendara di atas Jembatan Ampera panik, Kamis (20/12/2018).

Asap hitam pekat mendadak keluar dari bawah Jembatan Ampera hingga jarak pandang pun menjadi terganggu.

Selain itu, para pengendara motor serta pejalan kaki dibuat takut setelah mendengar suara ledakan keras dari lokasi kejadian. Untuk mengamankan warga, polisi sempat menutup arus kendaraan di Jembatan Ampera tersebut. 

Baca berita selengkapnya: Perahu Meledak di Sungai Musi hingga Tutup Arus Lalu Lintas Jembatan Ampera

 

5. Diberhentikan dari DPD RI, Ini Respons GKR Hemas 

GKR Hemas Saat ditemui Disela Acara Hari Kartini di Desa Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta.Kompas.com/Markus Yuwono GKR Hemas Saat ditemui Disela Acara Hari Kartini di Desa Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta.

GKR Hemas menolak keputusan Badan Kehormatan (BK) DPD RI terkait pemberhentian sementara dirinya. BPK beralasan, GKR sudah beberapa kali tidak menghadiri sidang.

Permaisuri Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini menyebutkan jika ketidakhadirannya dalam sidang karena tidak mengakui kepemimpinan DPD RI saat ini di bawah Oesman Sapta Odang.

"Jelas, saya menolak keputusan pemberhentian sementara," ujar GKR Hemas dalam jumpa pers di kantor DPD RI DIY, Jumat (21/12/2018).

GKR Hemas menegaskan jika dia menghadiri sidang DPR RI yang dipimpin Osman Sapta Odang, itu berarti dia mengakui kepemimpinan DPD RI saat ini.

Baca selengkapnya: GKR Hemas Tolak Pemberhentian Sementara Dirinya dari DPD RI

Sumber: KOMPAS.com (Wijaya Kusuma, Aji YK Putra, Rahmatul Fauza, Nazar Nurdin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com