Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Indonesia Sekarang Berada di Persimpangan Jalan

Kompas.com - 28/11/2018, 17:25 WIB
Markus Yuwono,
Farid Assifa

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai, saat ini Indonesia dalam dua pilihan besar, yakni tetap memiliki pemerintahan yang tidak berpihak kepada rakyat atau memilih pemerintah yang akan menjaga kekayaan alamnya untuk rakyat.

"Indonesia sekarang berada di persimpangan jalan. Ada dua pilihan untuk rakyat kita. Ada dua pilihan, satu memilih keadaan seperti sekarang. Memilih segelintir orang tambah kaya, yang lain hanya penonton, kalau bisa menjadi pelayan bangsa lain," kata Prabowo saat bertemu relawan dan warga Yogyakarta di Sasono Hinggil, Alun-alun Selatan Kraton Yogyakarta, Rabu (28/11/2018).

Dia mengatakan, pilihan rakyat yang pertama yakni melanjutkan kekayaan alam tidak dinikmati masyarakat, dan hanya dinikmati segelintir orang.

Selain itu, mantan Danjen Kopassus ini juga menyoroti tentang program BPJS yang masih menunggak ke rumah sakit.

"Kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia. Tidak mungkin Indonesia sejahtera. Dikatakan membangun infrastruktur, dikatakan pertumbuhan 5 persen. Saya bertanya pertumbuhan untuk siapa, pertumbuhan ini milik siapa. Yang jelas pertumbuhan ini tidak dimiliki rakyat Indonesia," ucapnya.

Baca juga: Prabowo Gelar Pertemuan Tertutup dengan Tokoh Masyarakat Yogyakarta

Pilihan kedua, yakni pemerintahan yang akan bersih dari korupsi dan menjaga kekayaan alam bagi rakyat.

"Atau kita memilih suatu pemerintah yang bersih. Pemerintah yang anti korupsi, pemerintah yang akan menjaga kekayaan rakyat, kekayaan bangsa, untuk dinikmati oleh rakyat Indonesia semuanya," ujarnya.

Prabowo bercerita tentang kunjungannya ke Yogyakarta hari ini. Awalnya ia ingin menghadiri Muktamar Pemuda Muhammadiyah, namun batal.

Lalu dia menghadiri sejumlah agenda di Yogyakarta. Saat kunjungan ke tokoh masyarakat Yogyakarta, Prabowo bertemu dengan tukang becak.

"Saudara sekalian saya baru tadi disambut barisan tukang becak. Saya melihat sebagian tukang becak nampaknya usianya cukup tua. Tetapi mereka masih narik becak. Saya hargai dan hormati pekerjaan mereka. Mereka mencari nafkah untuk keluarga," katanya.

"Tapi sebagai negara yang terhormat, sebagai bangsa yang modern, kalau mereka masih terpaksa menarik becak, tetapi anak cucu mereka tidak boleh jadi tukang becak lagi," katanya.

Dia mengaku tidak mengejek profesi tukang becak. Sebab, profesi itu halal dan tidak menyakiti serta tidak merugikan orang lain. Profesi tersebut adalah terhormat.

"Tetapi kita tidak sampai hati seperti itu terus menerus," katanya.

Menurut dia, pembangunan ekonomi dipercepat dan ditujukan kepada masyarakat.

"Untuk itu harus ada pemerintah yang kuat. Pemerintah yang anti-korupsi, pemerintah yang berani untuk merebut kembali kekayaan kembali ke tangan rakyat Indonesia," ucapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com