Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimat, Dukun dan Joki Warnai Seleksi CPNS 2018

Kompas.com - 16/11/2018, 20:51 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Para peserta seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) menggunakan berbagai cara untuk lolos tes seleksi kompetensi dasar (SKD).

Selain melakukan upaya kecurangan, sebagian peserta juga ada yang memakai jimat, bahkan dukun.

Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana mengatakan, peserta yang membawa jimat ditemui di seluruh lokasi tes. Bima menilai, masyarakat Indonesia masih percaya dengan kekuatan jimat.

"Jimat seluruh Indonesia ada. Orang Indonesia masih percaya jimat kok, mau di Jakarta mau di daerah, ada semua," kata Bima, saat meninjau seleksi CPNS di Kota Malang, Jumat (16/11/2018).

Baca juga: Selain di Madiun, Panitia Seleksi CPNS Temukan Jimat di Dua Lokasi Ini

Keberadaan jimat itu diketahui saat petugas menggeledah peserta seleksi CPNS sesaat sebelum memasuki ruang tes.

Isi jimat itu bermacam-macam. Mulai dari jimat yang berisi bawang hingga jimat yang berisi jarum.

"Kita kan geledah, ketemu ada kantong isinya bawang, brambang (bawang merah). Dia mau masak apa. Ada yang isinya gunting, jarum, macem-macem. Itu di mana-mana ada. Banyak juga ternyata," kata dia.

Bima mengatakan, peserta yang membawa jimat tetap bisa mengikuti tes seleksi. Namun, jimat yang dikenakan oleh peserta seleksi tersebut harus dilepas dan tidak boleh dibawa masuk ke ruang tes.

"Masih bisa ikut tes, tapi kan kita ambil jimatnya," ungkap dia.

Selain jimat, ada juga peserta yang menggunakan jasa dukun. Hal itu dilakukan oleh peserta seleksi yang sudah mengetahui larangan membawa jimat.

"Karena mereka tahu tidak boleh bawa jimat, mereka bawa dukunnya sekalian. Jadi, di luar itu banyak dukun-dukun. Ada kayak-kayak gitu lah," ujar dia.

Selain jimat dan dukun, ada pula peserta yang berusaha untuk melakukan kecurangan. Namun, Bima mengatakan, bahwa upaya kecurangan itu masih bisa dikendalikan.

Baca juga: Peserta Tes CPNS di Madiun Bawa Jimat Untuk Perlancar Kerjakan Soal

"Kecurangan sih belum terjadi, tapi upaya untuk itu ada. Ada yang pake transmiter, kita periksa, ada beberapa yang ketahuan, kita enggak boleh, kita anulir tidak boleh ikut," kata dia.

Tidak hanya itu, di berbagai daerah, petugas juga mendapati peserta seleksi yang memakai joki. Untuk jenis pelanggaran ini, Bima mengaku sudah bekerja sama dengan pihak kepolisian.

"Ada yang pakai joki, ada. Jokinya profesional, KTP persis, muka persis. Tapi kan kita tahu, karena kita pakai digital, kita kan scan, loh kok lain orangnya. Dia juga enggak tahu kalau kita juga canggih gitu kan," kata dia.

Sementara itu, tes SKD selesai hari ini. Selanjutnya, peserta yang lolos akan menghadapi tes seleksi kompetensi bidang (SKB).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com