Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 4 Fakta Menarik dari Kota Boyolali...

Kompas.com - 03/11/2018, 18:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Jika Anda sekeluarga bepergian atau liburan ke Boyolali, Jawa Tengah, hal yang tidak boleh terlewatkan yakni menikmati susu sapi segar khas Boyolali.

Kota Boyolali dikenal sebagai daerah penghasil susu nomor satu di Jawa Tengah.

Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, produksi susu sapi segar di kota ini mencapai 80.000 liter per hari dengan jumlah susu yang dipasarkan untuk konsumsi manusia langsung ataupun diolah industri sekitar 59.000 liter.

Sementara, sisanya digunakan untuk menyusui anak sapi.

Perlu diketahui, di Boyolali terdapat populasi sapi perah yang mencapai 60.000 ekor dengan jumlah sapi perah yang memproduksi susu sekitar 28.000 ekor.

Baca: Penghasil Susu Terbesar, Orang Boyolali Tak Doyan Susu

3. Keju cita rasa Eropa

Seorang produsen keju lokal asal Boyolali, Noviyanto mengungkapkan bahwa dirinya memiliki ide bisnis untuk mengolah susu hasil ternak sapi perah.

Inspirasi ini tercipta karena potensi yang melimpah tidak dibarengi pemanfaatan yang maksimal, sehingga produksi susu terbuang karena kelebihan produksi.

Untuk menyeriusi ide bisnisnya, Noviyanto membangun pabrik di Dukuh Karangjati, Karanggeneng, Boyolali. Dalam sehari, pabriknya mampu memproduksi setidaknya 50 kg keju.

Ada tiga jenis keju yang diproduksi dan dipasarkan secara ritel ke supermarket, yaitu keju mozarella, keju kraf, dan keju feta.

Dalam usahanya, Noviyanto memasok bahan baku susu segar dari Koperasi Serba Usaha (KSU) di Boyolali.

Tak hanya sukses dari produksi tiga jenis keju, Noviyanto terus mencoba inovasi demi menghasilkan varian keju lainnya.

Pada 2010, ia berhasil mengembangkan keju terbaru, varian dari keju asal Italia.

Kemudian, keju itu dinamakan Boyolali-bert atau Boyobert. Boyobert lalu mendapat tanggapan positif dari para pelanggan, terutama kalangan ekspatriat.

Sejak awal, Noviyanto memang membidik kalangan ekspatriat, karena kalangan ekspatriat lebih menyukai keju lokal yang memiliki rasa lebih segar.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com