Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pemuda Hasan, Tinggalkan Pekerjaan Bergaji Besar demi Dirikan Kampung Pendidikan

Kompas.com - 28/10/2018, 10:46 WIB
Junaedi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

"Kalau bicara finansial, secara materi saya sudah dapatkan di Jakarta. Saya sempat bekerja di Bappenas dengan gaji yang sangat lumayan. Namun karena prihatin, saat melihat kondisi kampung halaman, saya lalu memutuskan kembali mengabdi ke kampung," ungkapnya.

Tiba di kampung halaman, Hasan kemudian meminta izin masyarakat dan pemerintah setempat. Ia juga mengajak potensi anak-anak muda setempat untuk ikut bersama-sama membangun kampung halamannya.

Bidang pendidikan dan kebudayaan pun ia pilih

"Sengaja saya memilih nama Kampung Pendidikan, karena cakupannya lebih luas, konsepnya menghadirkan suasana kampung dan lebih cepat diterima masyarakat," tambahnya.

Untuk mendapatkan stok buku demi mewujudkan impiannya itu, ia mengajukan permintaan buku ke Perpustakaan Nasional RI. Hasan juga berkeliling Jabodetabek untuk menggalang donatur untuk mendapatkan buku.

Stok buku yang ia kumpulkan dari berbagai donatur atau dermawan kemudian ia kirim ke kampung halamannya, memanfaatkan program "Pustaka Bergerak Indonesia", yakni fasilitas pengirimanan buku gratis di kantor pos.

Hasan pun memberi apresiasi positif terhadap program "Pustaka Bergerak Indonesia" yang canangkan pemerintah. Menurut Hasan, biaya pengiriman buku dari Jakarta ke Polewali via pos selama ini totalnya sudah lebih dari Rp 90 juta.

Raih penghargaan

Kerja kerasnya menggairahkan pendidikan di kampung halamannya sosok dan kehadiran Hasan kini mulai mendapat simpati luas masyarakat dan pemerintah.

Hasan tak hanya kini jadi sosok pemuda wirausaha yang menginspirasi warga dan lingkungan sekitarnya. Atas atensi dan apresiasinya, Hasan kini dinobatkan sebagai tokoh pemuda pelopor berprestasi di bidang pendidikan tingkat nasional, yang digelar oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada tanggal 18 Oktober lalu di Jakarta.

Baca juga: Perayaan Bangkitnya Literasi Baca Indonesia

Sebelumnya, Kampung Pendidikan berhasil masuk ke nominasi setelah melalui seleksi tingkat kabupaten dan provinsi. Ada lima kategori lomba yang digelar, yakni bidang pendidikan; agama, sosial dan budaya; sumber daya alam lingkungan dan pariwisata; pangan dan; inovasi Teknologi.

Setelah masuk provinsi, dipilih tiga peserta yang mewakili Sulawesi Barat. Ketiganya adalah peserta dari Basseang di bidang pangan, yakni pembuatan makanan khas golla kambu, dan Wonomulyo dengan kategori budaya, yakni rumah banua. Lalu kampung pendididikan dari Lemo Tua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com