LAMONGAN, KOMPAS.com – Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan segera memberikan bantuan kepada Silvia Dwi Susanti (15), warga Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Lamongan, yang memiliki bobot mencapai 179,3 kilogram dan telah putus sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Adi Suwito mengatakan, pihaknya siap membantu Silvia untuk bisa kembali bersekolah.
Namun, sebelumnya pihaknya bakal lebih dulu melihat seperti apa kondisi yang dialami oleh Silvia.
“Kami akan lihat dulu seperti apa kondisi pastinya. Hari ini kami sudah koordinasi, besok (18/10/2018) tim perwakilan akan langsung melihat Silvia, untuk mengetahui secara pasti seperti apa kondisinya, serta langkah yang harus diambil,” ujar Adi Suwito, Rabu (17/10/2018).
Ia mengaku, memang sudah mengetahui dari media terkait Silvia yang mengalami obesitas, hingga menyebabkan ia tidak lagi berkenan untuk bersekolah.
Dinas Pendidikan sudah menyiapkan beberapa langkah alternatif, supaya Silvia bisa kembali menuntut ilmu dan mendapatkan ijazah.
“Kalau memang dia belum lulus SD, maka akan kami arahkan untuk mengikuti kejar program paket A dulu. Nanti guru-guru SD yang wilayahnya berada tidak jauh dari rumah Silvia akan kami minta bantuan untuk mengajar Silvia,” terangnya.
Baca juga: Silvia, Remaja yang Berbobot 179 Kg Ingin Kembali ke Sekolah... (2)
Namun Adi menyatakan, bila proses itu akan dilakukan setelah mendapat laporan dan rekomendasi dari tim perwakilan yang bakal diutus untuk meninjau Silvia, pada Kamis (18/10/2018) besok.
“Sebab dari situ kan kami bisa melihat langsung seperti apa kondisinya. Baru kemudian menentukan langkah-langkah bantuan. Yang pasti, di usianya yang masih 15 tahun, Silvia harus tetap sekolah,” kata Adi.
“Kalau memang keluarga yang bersangkutan tidak mampu, sudah tentu akan kami fasilitasi juga, dengan semuanya bakal kami gratiskan,” lanjut dia.
Adi juga menyatakan bakal menyertakan ahli psikologi dalam rombongan tim yang bakal diutus untuk meninjau Silvia.
Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kondisi maupun kesiapan psikologis Silvia setelah lama tidak lagi bersekolah.
“Ini penting, karena kami kan enggak tahu bagaimana kondisi Silvia setelah lama tidak bersekolah. Kami akan lakukan pendekatan secara perlahan, sehingga dia mau kembali mau belajar menuntut ilmu, dan kalau memang diperlukan ya akan kami gratiskan semua. Termasuk alat-alat penunjang untuk proses belajar-mengajar nantinya,” tutup Adi.