Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 BERITA POPULER NUSANTARA: Kisah Buron Polisi di Palembang hingga Gubernur Sumut Tegur Kepala Dinas

Kompas.com - 13/10/2018, 07:18 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Mereka adalah Abdy Mari (tvOne), Ody Rahman (NET.), Rolis Muhlis (Kompas TV), Jemmy Hendrik (Radar TV), dan Ary Al-Abassy (TVRI).

Para jurnalis tersebut, pada hari Jumat (28/9/2018), sekitar pukul 15.00 WITA, turun dari Kota Palu menuju Kecamatan Sirenja di Kabupaten Donggala untuk meliput dampak gempa M 5,9 yang terjadi satu jam sebelumnya.

Saat tsunami hendak menerjang mereka dan ribuan warga, para jurnalis tersebut sempat menolong 17 warga untuk menyelamatkan diri dari tsunami.

"Kami lihat banyak orang lari ke sana kemari. Kami buka pintu dan menarik beberapa orang masuk. Sampai tak ada lagi yang bisa masuk. Ibu-ibu, nenek-nenek, anak-anak, semua histeris dan menangis di dalam mobil yang sesak. Ketakutan dan tercekam," sambung Abdy.

Baca berita selengkapnya: Penghargaan untuk Lima Jurnalis Heroik Peliput Gempa Palu

4. Kata Sandiaga Uno tentang pilpres yang bisa memecah belah

Saat berkunjung di Kabupaten Bantul, DIY, Sandiaga Uno sempat mengatakan tentang bagaimana seharusnya pemimpin daerah tidak turut campur urusan pilpres, namun fokus ke kerja melayani masyarakat.

Hal itu, menurut Sandiaga, menjadi pembeda dengan kubu Jokowi-Ma'ruf.

"Karena pilpres berpotensi memecah belah rakyatnya sendiri, jadi ini yang menjadi diferensiasi kita," ujarnya.

"Yang membedakan kita dari tim pak Presiden Jokowi, dan Kyai Ma'ruf adalah kita tidak menginginkan kepala daerah yang ada didalam kubu Prabowo-Sandi ikut mengurusi pilpres akhirnya menyita waktu mereka layanan publik layanan kepada masyarakat," katanya.

Baca berita selengkapnya: Sandiaga: Pilpres Berpotensi Memecah-belah Rakyatnya Sendiri

5. Teguran Gubernur Edy kepada Kepala Dinasnya

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajecksah memantau lokasi genangan air,di kantor Gubernur Jalan Diponegoro, Jumat (5/10/2018).Tribun Medan/Azis Husein Hasibuan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajecksah memantau lokasi genangan air,di kantor Gubernur Jalan Diponegoro, Jumat (5/10/2018).

Saat itu, genangan air di sebelah kiri Gedung Kantor Gubernur mengalir deras menuju basement.

Akibatnya, air di areal parkir ini tergenang setinggi paha. Pegawai negeri sipil (PNS) yang memarkirkan mobil terlihat sibuk mengeluarkan kendaraannya.

Edy pun segera memanggil Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Cipta Karya dan Tata Ruang Pemprov Sumut Lukmanul Hakim.

Kebetulan saat itu, Lukmanul Hakim baru saja menunaikan shalat di Masjid Agung. Dia terlihat tergesa-gesa dengan kondisi celana yang terlipat hingga betis lalu menghadap Edy.

"Ini sudah menyengsarakan rakyat. Wajar enggak Anda saya tegur?" kata Edy.

Edy kemudian meminta tanggapan wartawan atas tindakannya menegur Lukmanul Hakim.

Baca berita selengkapnya: Cerita Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Tegur Kepala Dinas Saat Banjir di Dekat Kantor Gubernur

Sumber: KOMPAS.com (Caroline Damanik, Jodhi Yudono, Hadi Maulana, Markus Yuwono, Aji YK Putra)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com