Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Anak Korban Bencana Sulteng Ditampung di Sekolah

Kompas.com - 03/10/2018, 18:44 WIB
Hendra Cipto,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com – Ratusan anak-anak korban bencana gempabumi dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) ditampung di kompleks SD dan TK Panrita milik Yayasan Akar Panrita di Jl Bukit Baruga, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Tempat ini menampung 135 orang, terdiri dari 86 anak beragam usia. Sisanya ibu-ibu dan tiga orang lelaki dewasa.

Ratusan pengungsi korban bencana Sulteng ini datang secara bertahap, sejak Senin (1/10/2018) hingga Rabu (3/10/2018).

Ratusan pengungsi korban bencana Sulteng ini tiba di Kota Makassar dengan menumpangi pesawat Hercules milik TNI AU, kemudian dibawa ke kompleks SD dan TK Panrita.

Baca juga: Kisah Viki, Lari dari Lantai 7 hingga Tertimbun 5 Jam saat Gempa Palu

 

Di sini, anak-anak korban bencana Sulteng ditempatkan di sejumlah ruangan gedung sekolah.

“Ada sepuluh di antara mereka yang terpisah dan belum bertemu orangtuanya,” ujar Ketua Yayasan Akar Panrita, Ahmad Hidayat saat ditemui Rabu (3/10/2018).

Selama pengungsi ditampung di SD dan TK Panrita, warga Kota Makassar berdatangan membawa bantuan berupa pakaian bekas, makanan siap saji, perlengkapan mandi, dan barang kebutuhan sehari-hari lainnya.

“Secara kasat mata, bantuan sangat banyak dan melebihi kapasitas. Tapi kita mesti lihat jangka panjangnya. Karena anak-anak ini tidak mungkin di sini hanya 3 sampai 4 bulan saja, pasti lebih lama,” ungkapnya.

Baca juga: 32 Mesin Pembangkit Listrik Rusak, Listrik di Palu Masih Bermasalah

Ahmad menuturkan, anak korban bencana Sulteng ini rencananya bakal ditampung hingga mereka siap untuk pulang ke tempat asal. Dengan catatan, mereka tidak terlantar di sana.

“Untuk anak-anak yang belum ketemu orangtuanya, kita terus komunikasi dengan orang di Palu. Kebetulan ada ketua regu pengungsi yang kenal dengan para orangtua mereka,” tandasnya.

Ahmad berjanji, anak-anak korban bencana Sulteng ini akan mengikuti pelajaran selama di pengungsian. 

“Mereka mulai belajar Senin pekan depan. Karena kebetulan saya mendirikan sekolah di sini, kami siap sekaligus menampung anak-anak untuk ikut belajar,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com