Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fasih Bahasa Yunani, Perempuan Ini Tiap Hari Mendaki Gunung Ijen

Kompas.com - 02/10/2018, 12:29 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Kompas TV Mantan managing director World Bank ini pun mengundang para delegasi acara IMF dan Bank Dunia untuk ke Ijen.

Walaupun menekuni pekerjaan yang maroritas digeluti kaum laki-laki, Suci mengaku tidak pernah mendapatkan masalah.

Bahkan nama Suci cukup dikenal di kalangan guide Gunung ijen dan penambang belerang Gunung Ijen yang mayoritas laki-laki.

Ketenaran nama Suci di kalangan pegiat wisata Ijen, selain karena setiap hari mendaki Gunung Ijen, juga karena Suci menjadi satu-satunya guide perempuan yang berasal dari Banyuwangi.

Bahkan Suci memiliki panggilan kesayangan di kalangan penambang belerang yaitu bu bos. Panggilan itu muncul karena Suci selalu memanggil para penambang belerang dengan panggilan pak bos.

Baca juga: 100 Hektar Kubis Rusak Terkena Gas Beracun dari Gunung Ijen, Petani Merugi

"Penambang belerang ini kan banyak yang menyewakan troli yang biasa untuk bawa belerang untuk ojek para pendaki yang nggak kuat mendaki ke puncak. Nah biasanya saya bilang pak bos sewa troli dong. Eh mereka juga ikutan manggil bu bos dan semuanya manggil seperti itu," ungkap Suci.

Aktivitas pekerjaan Suci dimulai jam 11 malam. Dia dan driver akan menjemput tamunya di penginapan.

Jam 12 malam, mereka menuju ke Paltuding Gunung Ijen, titik awal pendakian menuju puncak. Sekitar jam 1 dini hari, pendakian dimulai. Biasanya butuh waktu 3-4 jam untuk mendaki.

"Saya tidak pernah memaksa tamu harus berjalan cepat. Biasanya saya yang menyesuaikan ritme mereka sambil menjelaskan tentang Gunung Ijen dan aktivitas belerang kepada mereka," jelasnya.

Kemampuan bahasa asing yang dimiliki Suci didapatkan dari kecintaanya membaca buku sejak masih sekolah.

Setelah lulus SMA, Suci pernah bekerja di Yunani selama 10 tahun menjadi customer service di sebuah restoran sebelum akhirnya memutuskan kembali ke Banyuwangi pada 2011.

"Setelah pulang ke Indonesia, saya bekerja apa saja mulai dari jualan kue sampai laundry sebelum akhirnya menekuni profesi sebagai guide freelancer seperti sekarang. Alhamdulilah hasilnya juga bagus," jelasnya.

Sementara itu, Djoko Subagio, salah satu agen perjalanan yang sering bekerjasama dengan Suci menjelaskan, selama ini tidak ada tamu asing yang komplain karena guide mereka adalah perempuan. Bahkan tidak sedikit para tamu yang mengapresiasi profesi Suci.

"Jika Suci yang jadi guide biasanya pihak kami yang menjelaskan kepada tamu jika guide yang menemani kalian adalah perempuan. Mereka tidak masalah dan tidak ada komplain," ucapnya.

"Ketahanan fisik dia memang luar biasa termasuk kemampuan berbahasa asing dan pengetahun dia tentang Gunung Ijen yang menjadi nilai tambah, sehingga kami bekerjasama dengan Suci sebagai guide di agen travel yang kami kelola ini," ujar Djoko. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com