Salin Artikel

Fasih Bahasa Yunani, Perempuan Ini Tiap Hari Mendaki Gunung Ijen

Setahun terakhir ini, perempuan berjilbab tersebut menjadi guide profesional menemani para turis asing mendaki Gunung Ijen yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso.

Hampir setiap malam, Suci mendaki gunung berketinggian 2.443 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Kepada Kompas.com, Selasa (2/10/2018), Suci bercerita, pertama kali mendaki Gunung Ijen pada 2014 bersama seorang rekannya. Sejak saat itu, ia jatuh cinta pada Gunung Ijen yang terkenal dengan blue fire-nya tersebut.

"To get something beautiful, we need to get it with great effort. Gunung Ijen membuat saya jatuh cinta berkali-kali hingga detik ini," kata perempuan yang fasih berbahasa Inggris, bahasa Yunani, dan bahasa Urdu.

Kunjungan pertama Suci hanya sebagai wisatawan biasa. Namun karena kepiawaiannya berbahasa asing, Suci sering diminta memandu wisatawan asing yang ingin mendaki Gunung Ijen.

Bahkan sejak lima bulan terakhir, setiap malam, suci tidak pernah absen mendaki Gunung Ijen.

Rata-rata setiap hari, dia jalan kaki sejauh 12 hingga 14 kilometer dengan membawa beban minimal 5 kilogram dari pergi pulang dari Patuding hingga puncak Gunung Ijen.

"Tapi jalannya bukan datar, ini mendaki. Sempat dihitung-hitung itu setara dengan menaiki tangga 157 lantai. Tapi saya sudah terbiasa. jadi ya rasanya sudah kayak jalan kaki biasa," tuturnya.

"Beban yang dibawa minimal 5 kilogram, karena saya bawa kamera dan juga air minum. Itu yang bikin berat," kata Suci sambi tertawa.

Perempuan kelahiran 10 November 1970 tersebut mengaku, banyak pengalaman yang dia dapat dari pekerjaannya.

Salah satunya, mendapatan banyak ilmu dan pengalaman dari wisatawan yang ia antar.

"Ada juga yang ahli bilogi, ahli fisika. Tamu-tamu saya banyak dari berbagai disiplin ilmu jadi ya saya banyak belajar dari mereka. Kebetulan saya juga suka membaca. Jadi sering sharing dengan para tamu yang semuanya adalah wisatawan asing," ungkapnya.

"Biasanya informasi baru dari tamu akan menjadi materi tambahan untuk tamu lain setelahnya," jelasnya.

Walaupun menekuni pekerjaan yang maroritas digeluti kaum laki-laki, Suci mengaku tidak pernah mendapatkan masalah.

Bahkan nama Suci cukup dikenal di kalangan guide Gunung ijen dan penambang belerang Gunung Ijen yang mayoritas laki-laki.

Ketenaran nama Suci di kalangan pegiat wisata Ijen, selain karena setiap hari mendaki Gunung Ijen, juga karena Suci menjadi satu-satunya guide perempuan yang berasal dari Banyuwangi.

Bahkan Suci memiliki panggilan kesayangan di kalangan penambang belerang yaitu bu bos. Panggilan itu muncul karena Suci selalu memanggil para penambang belerang dengan panggilan pak bos.

"Penambang belerang ini kan banyak yang menyewakan troli yang biasa untuk bawa belerang untuk ojek para pendaki yang nggak kuat mendaki ke puncak. Nah biasanya saya bilang pak bos sewa troli dong. Eh mereka juga ikutan manggil bu bos dan semuanya manggil seperti itu," ungkap Suci.

Aktivitas pekerjaan Suci dimulai jam 11 malam. Dia dan driver akan menjemput tamunya di penginapan.

Jam 12 malam, mereka menuju ke Paltuding Gunung Ijen, titik awal pendakian menuju puncak. Sekitar jam 1 dini hari, pendakian dimulai. Biasanya butuh waktu 3-4 jam untuk mendaki.

"Saya tidak pernah memaksa tamu harus berjalan cepat. Biasanya saya yang menyesuaikan ritme mereka sambil menjelaskan tentang Gunung Ijen dan aktivitas belerang kepada mereka," jelasnya.

Kemampuan bahasa asing yang dimiliki Suci didapatkan dari kecintaanya membaca buku sejak masih sekolah.

Setelah lulus SMA, Suci pernah bekerja di Yunani selama 10 tahun menjadi customer service di sebuah restoran sebelum akhirnya memutuskan kembali ke Banyuwangi pada 2011.

"Setelah pulang ke Indonesia, saya bekerja apa saja mulai dari jualan kue sampai laundry sebelum akhirnya menekuni profesi sebagai guide freelancer seperti sekarang. Alhamdulilah hasilnya juga bagus," jelasnya.

Sementara itu, Djoko Subagio, salah satu agen perjalanan yang sering bekerjasama dengan Suci menjelaskan, selama ini tidak ada tamu asing yang komplain karena guide mereka adalah perempuan. Bahkan tidak sedikit para tamu yang mengapresiasi profesi Suci.

"Jika Suci yang jadi guide biasanya pihak kami yang menjelaskan kepada tamu jika guide yang menemani kalian adalah perempuan. Mereka tidak masalah dan tidak ada komplain," ucapnya.

"Ketahanan fisik dia memang luar biasa termasuk kemampuan berbahasa asing dan pengetahun dia tentang Gunung Ijen yang menjadi nilai tambah, sehingga kami bekerjasama dengan Suci sebagai guide di agen travel yang kami kelola ini," ujar Djoko. 

https://regional.kompas.com/read/2018/10/02/12293431/fasih-bahasa-yunani-perempuan-ini-tiap-hari-mendaki-gunung-ijen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke