KOMPAS.com - Fakta-fakta terbaru bencana gempa Lombok masih seputar perjuangan korban gempa mendapatkan air bersih.
Bendungan di Desa Belanting yang rusak akibat gempa membuat khawatir warga akan banjir bandang saat musim hujan tiba.
Berikut sejumlah fakta terbaru dari peristiwa gempa bumi di Lombok, NTB.
Bendungan sepanjang 50 meter dengan tinggi 10 meter dan tebal dua meter yang melintasi sungai di Desa Belanting, Sambelia, Lombok Timur, rusak parah di bagian tengahnya akibat gempa.
Hal ini membuat khawatir warga sekitar waduk. Pasalnya, bendungan tersebut dikhawatirkan tidak bisa menampung air saat musim hujan tiba.
"Aliran sungai ini besar kalau musim hujan, malah yang di bawah sana biasa jadi langganan banjir. Apalagi kondisi sekarang, bendungannya sudah jebol, bahaya," tutur Fadli (38).
Selain itu, warga juga mengkhawatirkan jembatan penghubung antar desa akan roboh akibat arus sungai yang deras.
"Kalau bendungan jebol, jembatan bisa roboh. Itu (sambungan jembatan) saja sudah patah. Pas gempa Minggu (19/8/2018) siang, itu jembatan saya lihat goyang naik turun," tutur Arif, salah satu warga Desa Belanting.
Baca Juga: Polisi Akhirnya Tangkap Begal yang Tewaskan Mahasiswi di Bandung
Warga korban gempa Lombok, khususnya di Desa Guntur Macan, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, kesulitan air bersih.
"Kalau untuk logistik, alhamdulilah sudah banyak. Tetapi air bersih ini yang kita kesulitan mendapatkannya," kata H Muhibah (34), warga Dusun Api Taik, Desa Guntur Macan, Rabu (5/9/2018).
Selain air bersih, Kepala Desa Guntur Macan, Murni, juga mengaku masih kekurangan alat berat untuk membersihkan puing-puing bangunan.
"Pernah ada alat berat yang datang, tetapi cuma merobohkan saja. Tidak sampai membersihkan puing-puing bangunan. Padahal yang kita inginakan itu alat berat juga ditugaskan membersihkan bangunan yang ada," kata Murni, dikutip dari Antara.
Baca Juga: Kunjungi Korban Gempa di Lombok, Prabowo Turut Berduka dan Janjikan Bantuan
3. Kementerian Sosial tidak targetkan rehabilitasi korban