Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Keluarga dengan 2 Anak Cacat Tinggal di Kandang Kerbau

Kompas.com - 01/09/2018, 23:42 WIB
Farid Assifa

Editor

Kompas TV Isi buku menampilkan kekayaan alam Indonesia yang belum bisa diolah dengan optimal serta deskripsi tentang masyarakat yang belum sejahtera.

"Mau bagaimana lagi kami tidak punya apa-apa, untuk menyambung hidup saja kami harus banting tulang naik turun bukit menjadi buruh tani, dan merawat ternak berupa kerbau milik orang," imbuhnya.

Dasirin sendiri sudah satu tahun tinggal di puncak Bukit Mengger, dan keluarganya ia ajak kurang lebih empat bulan lalu.

"Kedua anak saya tak pernah mengeluh, mereka tahu kondisi keluarga. Walaupun demikian kadang saya sangat sedih melihat kondisi kedua anak saya," tambahnya.

Mata lelaki paruh baya itu berkaca-kaca kala menceritakan kehidupan keluarganya yang tinggal menyendiri di atas bukit.

"Ketika malam dan istri saya sering menangis melihat kondisi anak-anak, karena kedua anak kami punya keterbatasan ditambah ekonomi kami seperti ini," katanya.

Baca juga: Tommy Soeharto: Kita Prihatin Punya Utang Sampai Rp 5.000 Triliun

"Kadang Wiwit dan Vivi mengatakan kepada saya ingin jadi orang pintar dan ingin belajar terus menerus. Tapi apa daya kami keadaan ini memaksa kami hidup di kondisi seperti ini," sambung Dasirin.

Guna mencukupi kebutuhan sehari-hari, tak jarang Dasirin memanfaatkan buah-buahan dan umbi yang ada di sekitar hutan.

"Adanya umbi ya kami makan, beruntung kalau ada buah. Hanya itu yang bisa kami berikan ke anak-anak," jelas Dasirin.

"Beberapa waktu lalu saya juga salah memakan umbi hingga keracunan, kadang binatang hutan juga masuk ke gubuk kami saat anak-anak tinggal sendiri di gubuk. Kami tak bisa berharap apa-apa dan hanya bisa bertahan," timpalnya. (Budi Susanto)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Pilu Keluarga Miskin Tinggal di Kandang Kerbau di Hutan Pekalongan, Dua Anaknya Cacat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com