Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemecahan Rekor Muri Pempek di Palembang Ricuh, Ini Penjelasan Panitia

Kompas.com - 10/08/2018, 14:21 WIB
Aji YK Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Kepala Biro Humas Badan Standardisasi Nasional (BSN), Irna selaku panitia penyelenggara membantah ada panitia yang melempar-lempar pempek pada acara pemecahan rekor Muri pembuatan 18.818 pempek di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, Sumatera Selatan, pada Rabu (8/8/2018) kemarin.

"Tidak ada panitia yang melakukan pelemparan pempek. Dari foto dan video yang beredar di rekan-rekan media dan sosial media, yang melakukan pelemparan tidak menggunakan seragam panitia. Pempek yang jatuh hanya ada enam bungkus, ” jelas Irna melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (9/8/2018).

Irna menjelaskan, acara tersebut sudah disiapkan jauh hari, yakni sejak 14  Mei 2018. Pada H-7, tepatnya 1 Agustus 2018 lalu, mereka juga mengadakan technical meeting di kantor wali kota Palembang dipimpin langsung oleh Asisten 3 Agus Kelana dan dihadiri oleh semua unsur terkait, yakni Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan Dinas Perdagangan, Dinas Perindustrian, Dinas Perhubungan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Protokoler, serta Panitia dari Asosiasi Pengusaha Pempek Palembang. 

“Semua unsur ini menyatakan siap menyukseskan acara pemecahan Rekor Muri Pempek ber-SNI terbanyak yang akan diselenggarakan pada 8 Agustus 2018,” kata Irna.

Dijelaskan, rapat tersebut menyepakati panitia membuka pendaftaran online bagi 1.000 orang untuk makan bersama 18.818 pempek. Acara makan bersama digelar di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB).

Baca juga: Pemecahan Rekor Muri di Palembang Ricuh, Ribuan Pempek Beterbangan

Melebihi kuota

Tepat pada 4 Agustus 2018, pendaftaran online ketika itu melebih kuota dan mencapai 3.005 orang. Akibatnya panitia menyeleksi pendaftar dengan dua tahapan, yakni pertama dikelompokkan berdasarkan profesi, kemudian diurutkan berdasarkan waktu pendaftaran.

“Hasil seleksi panitia menetapkan ada 1.500 orang. Sebagai bukti terpilih, panitia mengirimkan email yang dilampirkan dengan nomor undian dan nama karena digunakan sebagai undian. Panitia juga mengundang 22 pihak sebagai penerima, yakni 10 panti asuhan, 2 pondok pesantren, 5 SMP dan 5 SMA/SMK,” ujarnya.

Ketika pelaksanaan pemecahan rekor Muri berlangsung, sebanyak 50 orang panitia sudah bersiaga. Untuk mengantisipasi masyarakat yang datang membeludak, panitia membuka kesempatan pendaftaran bagi 500 orang dengan cara mengunggah foto dengan latar belakang wall of fame. Pukul 13.00 WIB, pendaftaran pun ditutup karena sudah memenuhi kuota.

Sekitar jam 13.00-14.00 WIB, menjelang makan bersama pempek, lanjut Irna, banyak warga yang belum terdaftar memaksa masuk. Bahkan beberapa di antaranya melintasi pagar pembatas di gate masuk sampai ada yang naik pagar di sisi barat pinggir Sungai Musi.

"Jam 14.00 WIB, panitia melalui MC mengumumkan bahwa yang mendapat pempek hanya yang terdaftar saja. Bagi yang tidak terdaftar dipersilakan ikut menyaksikan acara makan bersama 'Mukbeng' pempek dan untuk tetap menjaga ketertiban,” jelasnya.

Secara estafet panitia akhirnya mulai membagikan pempek kepada warga yang memiliki nomor undian. Meski situasi panggung dan tenda penuh, tapi suasana masih kondusif dan terkendali.

"Panitia yang menghampiri, bukan warga yang antre karena cuaca cukup panas. Sedikit terjadi kericuhan di tenda penyimpanan pempek yang sudah dijaga teman-teman dari Satpol PP, beberapa oknum warga yang tidak sabar memaksa masuk dan mengambil pempek,” jelasnya.

Baca juga: Usai Pecahkan Rekor Penyajian Bakso Ikan, BSN Akan Pecahkan Rekor Muri Pempek di Palembang

Irna mengatakan, berdasarkan pengakuan beberapa teman panitia BSN dan Asosiasi Pengusaha Pempek Palembang (ASPPEK), mereka mendapat perlakuan kasar dari oknum warga seperti diinjak, dipukul dan dicakar. Bahkan ada properti panitia yang hilang.

Kompas TV Bukan tanpa maksud, rupanya warga Palembang ingin semakin mempromosikan pempek lenggang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com