Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ucok, Bocah Pemulung yang Bercita-cita Ingin Jadi seperti CR7 (2)

Kompas.com - 24/07/2018, 10:11 WIB
Idon Tanjung,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com -Namanya Suprianto. Usianya baru 12 tahun tetapi dia harus banting tulang demi mendapatkan biaya sekolah.

Ucok, begitu panggilan sehari-hari, adalah anak dari pasangan Enasokhi (40) dan Enaria (43) ini. Setiap hari ia memungut barang bekas sepulang dari sekolah hingga malam hari.

Bocah yang tinggal di Jalan Sutomo, Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru, Riau, ini merupakan murid kelas 5 SDN 87 Pekanbaru. Menjadi pemulung sudah dilakoninya sejak kelas 3 SD.

Ucok bercerita, dalam sehari kadang cuma dapat Rp 20.000. Selain untuk biaya sekolah, uang itu juga untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca selengkapnya: Kedua Orangtua Sakit, Ucok Rela Jadi Pemulung demi Biaya Sekolah (1)

 

Ucok bercerita, dia pernah mengalami pengalaman buruk saat mencari barang bekas.

"Saya pernah diusir petugas pertamina karena dikira saya pengemis," ucap Suprianto saat ditemui di Jalan Sumatera, Pekanbaru, Senin (23/7/2018) malam.

Dia menuturkan, pengalaman itu terjadi sekitar sebulan yang lalu. Saat itu dia tengah duduk di sebuah SPBU karena kelelahan.

"Saya disuruh pergi. Padahal saya bukan pengemis. Mungkin orang lihat saya bawa karung sampah dan pakaian saya lusuh. Jadi dikiranya saya ngemis," ungkap Ucok.

Menurut dia, lebih baik menjadi pemulung daripada mengemis.

Pengalaman buruk lainnya, lanjutnya, dia pernah hujan-hujanan pulang ke rumah sambil memikul sampah yang berhasil dikumpulkan ke dalam kantong plastik besar.

Ucok mengaku terpaksa menempuh derasnya hujan disertai angin kencang saat itu karena sudah larut malam.

"Jam 10 malam, saya masih berada di Jalan Hangtuah. Rumah saya di Jalan Sutomo, Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru, jaraknya sekitar empat kilometer lagi," ungkap dia.

Dia mengaku bukan sekali itu menempuh hujan deras saat menuju rumah membawa barang bekas untuk dijualnya lagi.

"Kalau hujan kadang dilewati saja. Karena takutnya mamak sama ayah kehilangan," ujar Ucok.

Sebagai seorang murid SD, Ucok sebenarnya tidak pantas menyambi jadi pemulung. Namun nasib berkata lain. Dia tidak bisa seperti anak-anak yang lain yang bisa menikmati waktu untuk belajar dan juga bermain.

 

Bersambung ke halaman dua: Bercita-cita ingin jadi seperti Cristiano Ronaldo...

 

Ucok berhenti di pinggir Jalan Sumatera, Pekanbaru, Riau, dengan barang bekas yang ia cari sejak siang hingga malam, Senin (23/7/2018). Kompas.com/Kontributor Pekanbaru, Idon TanjungKontributor Pekanbaru, Idon Tanjung Ucok berhenti di pinggir Jalan Sumatera, Pekanbaru, Riau, dengan barang bekas yang ia cari sejak siang hingga malam, Senin (23/7/2018). Kompas.com/Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung
Harus hemat

Kedua orangtuanya saat ini tidak mampu bekerja keras. Ayahnya Enasokhi (40) sedang sakit setelah kecelakaan lalu lintas, sedangkan ibunya, Enaria (43), baru saja melahirkan anak keenam.

"Enggak ada waktu bermain bang. Pulang sekolah saya langsung cari barang bekas. Saya mencari botol-botol bekas di Jalan Diponegoro depan rumah sakit dan depan Masjid Agung," tutur Ucok.

Untuk pergi memulung, kadang dia diantar sama ayahnya. Namun, sesekali juga berjalan kaki dari rumahnya.

Barang-barang bekas yang didapatnya kemudian dikumpulkan di rumahnya untuk dijual kembali kepada pengepul.

"Pembeli datang ke rumah, bang pakai mobil. Dalam sehari kadang saya dapat 3 sampai 4 kilogram. Kalo 3 kilo, itu uangnya cuma Rp 12.000. Satu kilo Rp 4.000," kata Ucok.

"Kadang seminggu hasilnya cuma Rp 100.000. Itu harus dihemat-hemat," tambahnya.

Di sekolah, lanjut Ucok, dia baru saja membeli buku LKS (lembar kerja siswa) seharga Rp 84.000. Buku itu mesti dia beli untuk belajar.

Selain kebutuhan sekolah, dia juga membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Ya, hasil dari penjualan barang bekas itu juga bisa nambah uang belanja mamak di rumah," ucap Ucok senyum.

Ingin seperti Cristiano Ronaldo

Ucok bercita-cita menjadi seorang pesepakbola. Bahkan ia ingin seperti pemain bintang, Cristiano Ronaldo.

"Cita-cita saya jadi pemain bola. Saya pengen seperti Cristiano Ronaldo," ujar Ucok tertawa.

Dia berharap, mimpi itu jadi kenyataan. Dia mengaku ingin gigih berlatih bermain bola mulai dari sekarang.

"Saya ingin membanggakan keluarga lewat sepakbola," tutur Ucok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com