Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Relawan dan Masyarakat Beradu Cepat dengan Hujan untuk Perbaiki Rumah

Kompas.com - 25/04/2018, 13:47 WIB
Markus Yuwono,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan rumah di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, terdampak angin puting beliung meninggalkan kesedihan bagi masyarakat RT 3 RW 8 Sorowajan, Banguntapan.

Saat kondisi cuaca mendung, untuk memperbaiki rumah yang rusak, relawan dan masyarakat harus beradu cepat dengan hujan yang kemungkinan segera turun.

Warga pun rela berutang terlebih dahulu untuk menambal atap rumah yang hilang tersapu angin.

Gandung Widarto, seorang warga, mendapatkan bantuan terpal untuk atap sementara. Namun, karena air tetap merembes saat hujan, ia pun mencari pinjaman uang untuk membeli seng.

Sebab, atap asbes berjumlah 40 lembar di rumahnya hilang.

"Atap asbes saya hilang kemarin, hari ini terpaksa berutang 22 seng, sing penting eyup (yang penting tertutup) dulu. Satu seng Rp 66.000, kali 22 lembar ya sekitar Rp 1 juta lebih. Sempat pinjam uang tetangga," kata Gandung Widarto saat ditemui di rumahnya, Rabu (25/4/2018).

Baca juga: Ratusan Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bantul

Keresahan ini cukup beralasan karena saat ini cuaca di sekitarnya sedang mendung. Apalagi semalam sempat gerimis dan terpal pun tidak mampu menahan air.

"Apalagi ini sudah mendung, yang penting seng untuk menutup kamar agar bisa untuk berlindung," ucapnya.

Saat angin puting beliung terjadi, ia tengah bersantai bersama keluarga. Ketika angin kencang menerpa, ia lantas bersembunyi di balik pintu, sedangkan istrinya lari ke luar rumah yang berada di gang sempit itu.

"Mau menutup pintu karena pintu sempat buka tutup, saya tutup dan lihat asbesnya beterbangan," imbuh Gandung.

Petugas kebersihan di Dusun Sorowajan ini mengaku bersyukur tidak ada luka yang dialami keluarganya, yakni istri dan seorang anaknya.

Pendataan dan penyaluran bantuan

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengaku saat ini fokus terhadap rekonstruksi bangunan yang rusak.

Saat ini masih dilakukan pendataan secara pasti mengenai jumlah hingga kebutuhan masyarakat.

Dari pengamatannya di lokasi, sebagian besar kerusakan pada atap. Nantinya bantuan akan disalurkan melalui aparat dusun dan desa setempat.

Total data sementara yang masuk ke pihaknya ada 108 rumah rusak.

"Ini akan didata detail terkait kebutuhan masyarakat karena musimnya masih ada hujan. Kebutuhan atap untuk segera merehabilitasi rumah paling lambat besok pagi, paling cepat nanti sore," kata Dwi.

Baca juga: Rumahnya Rusak akibat Puting Beliung, Warga Gotong Royong Bersihkan Puing-puing

Nantinya bantuan akan disalurkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga setiap rumah yang rusak akan mendapatkan bantuan yang berbeda.

"Asbes dan seng dua itu yang akan disalurkan. Untuk genting menyusul karena tidak langsung, karena perlu ukuran," imbuh Dwi saat meninjau lokasi.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat agar waspada terkait potensi hujan deras dan angin karena saat ini memasuki masa pancaroba.

Dwi mengapresiasi langkah cepat masyarakat dan relawan hingga petugas TNI dan Polri yang turun membantu masyarakat.

Dari pantauan Kompas.com di RT 3 RW 8, Sorowajan, puluhan relawan dan masyarakat membantu rumah warga yang rusak atapnya.

Sebagian dari mereka memasang atap yang masih bisa digunakan dan memasang terpal untuk menutup atap sementara.

Kompas TV Insiden roboh terjadi saat hujan deras, Kamis (15/3) pagi. Pagar sekolah baru dibangun pada tahun 2015 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com