Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumbuhkan Toleransi Lewat Dinding Perdamaian

Kompas.com - 20/04/2018, 12:41 WIB
Agie Permadi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Kompas TV Peringatan ke-62 KAA di Bandung

Peringatan tersebut diisi berbagai hal. Mulai dari pembacaan sejarah KAA oleh Gatot. Ia membacakannya di depan para siswa siswi SR Iboe Inggit Ganarsih dan SD 249 Astana Anyar dalam Upacara Peringata KAA.

Kemudian, mereka melepas burung merpati. Merpati sengaja dipilih karena burung tersebut merupakan simbol perdamaian.

Perdamaian ini pula yang menjadi semangat SR Inggit Garnasih dalam peringatan KAA. Semangat itu pun tak lepas dari upaya untuk mengikis isu-isu ekstrimis yang muncul dan isu lainnya yang mengancam persatuan dan kesatuan negara.

‎"Melalui momentum KAA ini, menjadi kesempatan emas supaya nilai toleransi itu menjadi kuat," jelasnya.

‎Apabila ditilik dari sejarahnya, banyak yang telah dihasilkan KAA. Salah satunya kerja sama ekonomi, kebudayaan antar negara, menentang imperialisme, dan usulan serta penyelesaian masalah-masalah lainnya.

SR Iboe Inggit Ganarsih

‎SR Iboe Inggit Ganarsih lahir dari keresahan Gatot dan rekannya Sandi yang melihat kondisi lingkungan yang penuh konflik dan kesehatan sosial masyarakat yang mulai terganggu.

Lahir 17 Maret 2017, SR Iboe Inggit Ganarsih hendak meracuni masyarakat dengan ‎virus-virus positif untuk kehidupan dan mental spirit masyarakat yang lebih baik.

Gerakan ini menyasar anak-anak sebagai agen perubahan. Melalui berbagai kegiatan, Gatot berharap dapat menumbuhkan mental dan spirit yang kuat pada karakter anak di masa depan.

"Kegiatan di SR Iboe Inggit Ganarsih lebih pada pendalaman dan pengenalan sejarah. Main ke museum, makam-makam tokoh, dan lainnya. Anak-anak bisa belajar sejarah dari sana. ‎Belajar sejarah melalui berbagai cara termasuk seni budaya," jelas Gatot.

Sejarah sendiri dipilih menjadi materi pembelajaran yang dapat menumbuhkan mental yang kuat. Pasalnya, dari sejarahlah anak bisa belajar sesuatu yang positif dan negatif.

"Terutama mental dan pendalaman karakter. Mental dan spirit ditanamkan buat mereka ke depan, dengan mengambil contoh dari masa silam," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com