Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Tewas Loncat dari Tunjungan Plaza, Diduga Depresi Tak Lulus Spesialis

Kompas.com - 12/04/2018, 19:37 WIB
Caroline Damanik

Editor

SURABAYA, KOMPAS.com - Seorang dokter yang tewas setelah meloncat dari lantai 8 Tunjungan Plaza (TP) 6 Surabaya, Jawa Timur, Rabu (11/4/2018), diduga mengalami depresi.

Michael Mulyono (29) adalah seorang dokter umum alumnus Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga Surabaya. Dia buka praktik di sebuah klinik di daerah Tandes.

Tim penyidik Polsek Tegalsari Surabaya menduga, dokter Michael mengakhiri hidupnya lantaran mengalami tekanan psikis.

Menurut Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyo Prasojo, saksi-saksi yang dimintai keterangan menyebutkan bahwa korban sedang memiliki tekanan psikis yang luar biasa.

"Korban (Michael Mulyono) ini lulus sarjana kedokteran dengan nilai cumlaude pada enam atau tujuh tahun lalu. Dia dua kali mengambil spesialis jantung, tapi gagal," ungkap David, Kamis (12/4/2018) pagi.

"Itu keterangan dari saksi-saksi yang sudah dikumpulkan, kami belum membuat kesimpulan. Kami terus dalami sampai selesai," tambahnya.

(Baca juga: Dokter Tewas Jatuh dari Lantai 8 Tunjungan Plaza Surabaya)

Polisi menyimpulkan bahwa penyebab tewasnya pria kelahiran tahun 1989 itu murni bunuh diri.

Aiptu Pudji Hardjanto, anggota Unit Indonesia Automatic Fingerprint Indentification System (Inafis) atau Unit Identifikasi Polrestabes Surabaya, mengungkapkan, jatuhnya Michael bukan kecelakaan. Pasalnya lantai atas Tunjungan Plaza dilengkapi pembatas setinggi dada orang dewasa.

"Kalau kecelakaan ngapain kecelakaan di situ masak main-main di situ," ungkapnya.

Luka yang diderita juga luka akibat terjatuh tanpa adanya kekerasan disengaja.

"Pastinya saat jatuh masih dalam kondisi sadar karena dalam CCTV juga terlihat kakinya jatuh lebih dulu. Tangannya berusaha menahan, kemudian tidak sadar," katanya.

Menurut Pudji, luka yang dialami Michael umum ditemui pada jenazah akibat bunuh diri.

Sementara itu, orangtua korban belum banyak bicara. Penyidik belum bisa mengorek keterangan lebih dalam lantaran keluarga masih suasana berduka.

"Kami belum bisa tanya lebih dalam, harus hati-hati dan pelan-pelan. Semampunya keterangan keluarga karena masih berkabung dan juga beberapa kali menangis," ungkap Kompol David.

Pudji menambahkan, dia sempat berdialog dengan pihak keluarga terkait riwayat pendidikan Michael. Dia sempat mengikuti Seleksi Calon Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis (PS PDS) FK UB.

"Katanya ambil PDS Bedah di UB, enggak tahu sudah selesai apa masih proses," ujar Michael, Kamis pagi.

Menurut Pudji, pihak keluarga juga mengetahui Michael sempat mengambil PDS Jantung di Universitas Airlangga namun gagal.

"Selebihnya saya nggak tahu, karena nggak ngobrol banyak tentang itu sama keluarga," pungkasnya.

Andi Mulyono, ayah Michael, enggan berkomentar banyak hingga jenazah dipulangkan. Dia mengungkapkan, sempat bertemu anaknya pagi ini.

"Tiap hari ya ketemu. Tapi saya sedang berduka, enggak mau ditanya lagi ya," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, aksi bunuh diri itu diketahui saat seorang sekuriti Tunjungan Plaza (TP) Surabaya melaporkan adanya jenazah pria di Loading Dock TP 6, sekitar pukul 14.00 WIB, Rabu (11/4/2018).

Saat itu, kondisi jenazah tertelungkup dan terlihat luka tulang keluar di bagian tumit kanan dan kiri.


Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Dokter Bunuh Diri Terjun dari Lantai 8 TP 6 Surabaya, Depresi Gara-gara Kegagalan ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com