ACEH BESAR, KOMPAS.com - Kuburan massal korban tsunami yang berada di Desa Suleue, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar, dibongkar.
Sebanyak 60 kerangka korban tsunami yang dimakamkan di atas lahan milik warga itu dipindahkan ke lokasi pemakaman umum Desa Miruk Taman, Kecamatan Darussalam.
“Kuburan korban tsunami ini kami tertibkan ke lokasi pemakaman umum Desa Miruk Taman karena lahan milik warga ini mau digunakan,” kata Syamri Arafah, ketua pelaksana pembongkaran kuburan massal korban tsunami, Sabtu (3/3/2018).
Menurut Syamri, setelah dibongkar, 60 kerangka korban tsunami yang sebelumnya dibungkus dengan menggunakan plastik berwarna hitam itu dikafankan kembali untuk dimakamkan ke lokasi kuburan massal Desa Miruk Taman sesuai dengan syariat.
“Setelah kami bongkar, kerangkanya kami kafankan sesuai dengan syariat untuk dimakamkan kembali ke lokasi kuburan umum,” ujarnya.
Baca juga: Peringati 13 Tahun Tsunami Aceh, Warga Zikir Bersama dan Nelayan Berhenti Melaut
Syamri menambahkan, tanah yang dijadikan lokasi kuburan massal korban tsunami sejak tahun 2004 itu sebagian sudah dihibahkan oleh pemiliknya untuk biaya pembangunan Masjid Darul Hasani Miruk Taman.
“Tanah ini sebagian sudah dihibahkan untuk biaya pembangunan masjid, kemudian pemilik tanah juga mau memanfaatkan lahan itu, makanya kami tertibkan,” jelasnya.
Dari 60 kerangka korban tsunami, saat dievakuasi oleh warga ditemukan dua KTP dan SIM jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang tertera berasal dari Kabupaten Aceh Utara.
“Kondisi kerangkanya sebagian masih utuh, sebagian sudah tulang belulang. Tadi saat dievakuasi ditemukan identitas dua KTP merah putih dan SIM C beralamat di Aceh Utara,” sebut Syamri, yang juga sebagai Ketua Pembangunan Masjid Darul Hasani Miruk Taman.
Baca juga: 13 Tahun Melawan Lupa Perihnya Dampak Tsunami Aceh