Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Durian Loji, Primadona Karawang yang Berpotensi Jadi Agrowisata

Kompas.com - 20/02/2018, 11:22 WIB
Farida Farhan,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Siapa yang tak kenal durian? Si raja buah yang tumbuh di wilayah Asia Tenggara.

Buah dengan nama Latin Durio zhibethinus ini merupakan buah kontroversial lantaran banyak masyarakat menggandrungi buah tersebut, tetapi sebagian lainnya tak menyukai baunya. Namun, bagi pencinta durian, wangi durian bukanlah masalah.

Di Karawang, misalnya, durian loji menjadi primadona baru. Durian yang dihasilkan wilayah Karawang selatan itu mempunyai ciri khas ukuran buah lebih kecil dan bau yang tak terlalu menyengat.

"Rasanya juga lebih manis ketimbang durian dari daerah lain," ujar Usep, seorang warga setempat.

Harganya pun berbeda-beda tergantung ukuran, mulai dari Rp 35.000. Uniknya, para pembeli biasanya merupakan warga dari luar Karawang selatan, yang kebetulan mengunjungi tempat rekreasi di daerah tersebut.

"Biasanya para pengunjung tempat wisata yang mampir beli durian loji," kata Gunawan, seorang pedagang durian di Kampung Parakan Badak, Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, Selasa (20/2/2018).

Tak heran, warung-warung pedagang durian berjajar di sepanjang jalan. Para pembeli tinggal memilih durian sesuai selera.

Gunawan menyebutkan, durian loji hanya dipanen satu tahun sekali, yakni sekitar Januari dan Februari. Hal ini berbeda dengan jumlah panen durian di daerah lain.

"Kalau saat ini stoknya sudah mulai langka," tambahnya.

Baca juga: Di Seladaan Songgon, Menikmati Durian Langsung di Bawah Pohonnya

Durian loji mempunyai ciri khas rasa lebih manis, ukuran lebih kecil, dan bau yang tidak terlalu menyengat.KOMPAS.com/Farida Farhan Durian loji mempunyai ciri khas rasa lebih manis, ukuran lebih kecil, dan bau yang tidak terlalu menyengat.

Jadi agrowisata

Menilik potensi tersebut, anggota DPRD Kabupaten Karawang dari Daerah Pemilihan (Dapil) 1 Saepulloh mengatakan, sudah saatnya Karawang selatan dibentuk menjadi agrowisata durian loji. Apalagi, kebun durian ini tersebar di beberapa tempat.

"Ini sudah saatnya, soal kualitas durian ini tak kalah dibandingkan durian dari daerah lain," ujar pria yang akrab disapa Mpuy itu.

Mpuy berpendapat, konsep agrowisata tersebut dapat membantu mengangkat perekonomian warga sekitar. Terlebih lagi, di wilayah Karawang selatan juga terdapat beberapa tempat wisata yang digandrungi masyarakat, seperti Curug Cigeuntis, Green Canyon Karawang, Kampung Turis, Curug Cipanunda, dan pohon pinus yang instagramable.

Baca juga: Panen Durian di Baduy, Yuk Wisata Durian...

Anggota DPRD Karawang dari Dapil 1 Karawang, Saepulloh, berpendapat bahwa sudah saatnya agrowisata durian loji digalakkan.KOMPAS.com/Farida Farhan Anggota DPRD Karawang dari Dapil 1 Karawang, Saepulloh, berpendapat bahwa sudah saatnya agrowisata durian loji digalakkan.

Di samping itu, Mpuy meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang mendukung penuh konsep agrowisata tersebut, dengan membantu mempromosikan durian loji.

"Tanpa dukungan pemerintah, konsep tersebut tidak akan berjalan sempurna," katanya.

Pemkab Karawang, kata Mpuy, juga harus memberikan dukungan berupa infrastruktur, seperti jalan, agar semakin banyak masyarakat yang berminat untuk berkunjung.

"Bantuan pengembangan SDM (sumber daya manusia) juga diperlukan, termasuk inovasi durian itu sendiri," tuturnya.

Kompas TV Keripik biji durian ini merupakan olahan jajanan baru yang dilakoni sejumlah ibu rumah tangga di Medan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com