Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Mereka yang Nekat Maju Pilkada dengan Harta Minim

Kompas.com - 19/02/2018, 11:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tidak hanya Habib Said Abdul Saleh, saya juga mendatangi bakal calon Wali Kota Palangka Raya, Fathul Munir. Fathul merupakan calon independen. Ia berpasangan dengan Yuliustry.

Fathul mengklaim telah mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) melebihi yang dipersyaratkan di Kota Palangka Raya yaitu 19.700.

Namun KPU Kota Palangka Raya mendiskualifikasi pencalonannya. Hitungan KPU atas persyaratan tanda tangan itu masih kurang dari yang seharusnya.

Fathul-Yuliustry kini ia tengah melakukan gugatan ke Panwas Kota Palangka Raya. Semangat yang luar biasa. Padahal pria yang sebelumnya bekerja menjadi perwira PNS di Korem 102 Panju Panjung, Kalimantan Tengah ini, hanya memiliki kekayaan Rp 23.184.900.

Apapun dilakoni Fathul

Saya bertanya, “Menggugat, artinya perjuangan berlanjut, tapi kan kepastian bisa jadi jauh dari angan, sementara uang tambahan pasti diperlukan?”

Ia menjawab, “Apapun saya akan lakukan untuk menggapai cita-cita menjadi pimpinan di sini.”

Sejumlah persiapan telah dilakoni Fathul mulai dari mendekati pengurus organisasi untuk menjadi "mesin" politik pemenangannya hingga berfokus pada pengumpulan KTP sebagai persyaratannya.

Namun sayang, persiapannya masih kurang matang. Setidaknya, Fathul tidak bisa menjawab saat saya bertanya soal di mana tercantum hak dan kewajiban seorang pimpinan daerah? ??

Fenomena musim Pilkada

Sebuah fenomena di musim Pilkada. Saat rasa datang, yang sering terdengar dengan istilah pengabdian. Siapapun tentu sulit membedakan mana yang tulus dan mana yang hendak mereguk nafsu kekuasaan.

Tetapi cita-cita harus tetap dibentangkan, membangun tanah kelahiran. Bukan untuk berfoya-foya atau sebaliknya, sekadar menumpang hidup semata.

Saya Aiman Witjaksono...

Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com