Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Mereka yang Nekat Maju Pilkada dengan Harta Minim

Kompas.com - 19/02/2018, 11:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


"Anda cuma punya harta motor satu-satunya. Tapi anda nekat maju Pilkada. Anda memang nekat?" tanya saya kepada salah satu calon pimpinan daerah termiskin di Indonesia, Habib Said Abdul Saleh. Habib pun menjawab, " Betul, saya nekat!"

Skutik, harta satu-satunya

Motor skutik dengan harga paling murah di kelasnya, tidak menjadikan halangan bagi calon Wakil Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah, Habib Said Abdul Saleh, mengurungkan niatnya menjadi pimpinan di daerahnya.

Namanya memang Habib. Begitu yang tercatat dalam dokumen KTP maupun Kartu Keluarga. Soal kekayaan, memang itu kekayaannya: sebuah motor skutik ditambah saldo buku tabungan Habib yang jumlahnya hanya Rp 1 juta.

Harta miliknya tersebut ia laporkan pada Lembar Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) sebagai syarat maju jadi pimpinan daerah. Bahkan uang di saldo tabungannya kini hanya tersisa setengahnnya yaitu Rp 500 ribu.

Program Aiman yang akan tayang malam ini, pukul 20.00 di KompasTV akan memperlihatkan detail harta kekayannya sekaligus kenekatannya maju sebagai pimpinan daerah di Kabupaten dengan jumlah penduduk 109 ribu lebih dan APBD hingga setengah triliun rupiah!

Menempuh perjalanan jauh

Tak mudah sesungguhnya mencapai daerah tempat Habib Said akan memimpin jika menang bersaing dengan 2 pasangan lainnya.

Waktu 6 jam perjalanan dengan jarak tempuh hampir 300 kilometer dari kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, harus dijalani untuk mencapai Kabupaten Barito Timur.

Setidaknya ada 3 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah harus dilalui, Palangka Raya, Kapuas, Barito Selatan, dan barulah tiba di Barito Timur.

Jawaban kocak

Ada jawaban jenaka yang disampaikannya kala saya bertanya apa yang akan dikerjakannya pada hari pertama ia masuk sebagai wakil wali kota di sana: baca buku panduan!

Habib Said berpasangan dengan calon bupati petahana, Ampera A.Y. Mebas. Mereka diusung PKPI, Nasdem, Hanura, PPP, dan PKB

Apa sesungguhnya yang Habib cari? Tidakkah ia akan tergoda dengan APBD Rp 500 miliar. Bagaimana pula jika ada yang menawari kongkalikong untuk "menyiasati" uang setengah triliun rupiah itu.

Calon lain yang mirip Habib

Tidak hanya Habib Said Abdul Saleh, saya juga mendatangi bakal calon Wali Kota Palangka Raya, Fathul Munir. Fathul merupakan calon independen. Ia berpasangan dengan Yuliustry.

Fathul mengklaim telah mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) melebihi yang dipersyaratkan di Kota Palangka Raya yaitu 19.700.

Namun KPU Kota Palangka Raya mendiskualifikasi pencalonannya. Hitungan KPU atas persyaratan tanda tangan itu masih kurang dari yang seharusnya.

Fathul-Yuliustry kini ia tengah melakukan gugatan ke Panwas Kota Palangka Raya. Semangat yang luar biasa. Padahal pria yang sebelumnya bekerja menjadi perwira PNS di Korem 102 Panju Panjung, Kalimantan Tengah ini, hanya memiliki kekayaan Rp 23.184.900.

Apapun dilakoni Fathul

Saya bertanya, “Menggugat, artinya perjuangan berlanjut, tapi kan kepastian bisa jadi jauh dari angan, sementara uang tambahan pasti diperlukan?”

Ia menjawab, “Apapun saya akan lakukan untuk menggapai cita-cita menjadi pimpinan di sini.”

Sejumlah persiapan telah dilakoni Fathul mulai dari mendekati pengurus organisasi untuk menjadi "mesin" politik pemenangannya hingga berfokus pada pengumpulan KTP sebagai persyaratannya.

Namun sayang, persiapannya masih kurang matang. Setidaknya, Fathul tidak bisa menjawab saat saya bertanya soal di mana tercantum hak dan kewajiban seorang pimpinan daerah? ??

Fenomena musim Pilkada

Sebuah fenomena di musim Pilkada. Saat rasa datang, yang sering terdengar dengan istilah pengabdian. Siapapun tentu sulit membedakan mana yang tulus dan mana yang hendak mereguk nafsu kekuasaan.

Tetapi cita-cita harus tetap dibentangkan, membangun tanah kelahiran. Bukan untuk berfoya-foya atau sebaliknya, sekadar menumpang hidup semata.

Saya Aiman Witjaksono...

Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com