Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerjaan yang Diprediksi Punah Akibat Revolusi Industri, Apa Saja?

Kompas.com - 31/01/2018, 17:22 WIB
Farida Farhan

Penulis

KARAWANG, KOMPAS.com - Kementerian Ketenagakerjaan menilai beberapa pekerjaan akan hilang seiring munculnya percepatan revolusi industri. Hal ini mendorong pemerintah melakukan transformasi industri.

Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan Bambang Satrio Lelono memprediksi sejumlah pekerjaan akan hilang oleh kemajuan teknologi, di antaranya teller bank, pramuniaga, dan para buruh rokok. 

Bahkan, sambung dia, sebanyak 48.000 teller bank di Amerika kehilangan pekerjaan lantaran perbankan di Negeri Paman Sam itu sudah menggunakan sistem online.

Namun, sistem online juga menimbulkan jenis pekerjaan baru, misalnya seseorang bisa membuka usaha makanan tanpa harus membuka restoran.

(Baca juga : Jokowi Ajak Masyarakat Indonesia Bersiap, Revolusi Industri ke-4 Telah Tiba)

"Bisa jadi nanti rokok tidak dilinting pakai tangan lagi, artinya tenaga manusia digantikan dengan mesin atau robot," katanya seusai seremoni Program Monozukuri untuk SMK Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Rabu (31/1/2018).

Ia menyebut, revolusi industri wajar terjadi. Seperti halnya saat ditemukan listrik dan terjadi revolusi industri. "Yang tadinya produksi kereta kuda jadi memproduksi mobil. Hal itu juga memicu munculnya jenis-jenis pekerjaan baru, seperti bengkel mobil," katanya.

Tugas pemerintah, lanjut dia, melakukan perencanaan dan pemetaan pekerjaan atau jabatan-jabatan baru, termasuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud M Bakrun mengatakan, untuk mengatasi revolusi industri,  dunia pendidikan akan menyesuaikan kebutuhan industri. 

(Baca juga : Ini Strategi Indonesia Masuk Revolusi Industri 4.0)

"Misalnya kita pengurangan jurusan bisnis dan pariwisata, lalu kita tingkatkan jurusan kuliner,  tata busana, dan animasi. Mereka ini yang kami nilai akan mampu bertahan untuk kebutuhan," tutupnya.

Kompas TV Banyaknya kecelakaan konstruksi di tengah upaya pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur, menimbulkan kekhawatiran publik akan kualitasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com