TRENGGALEK, KOMPAS.com - Sebanyak empat rumah di Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, rusak parah akibat tanah retak, Senin (22/1/2018). Tiga rumah rusak parah dan satu rumah kondisinya mengkhawatirkan.
“Ada empat rumah yang mengalami kerusakan. Tiga rumah hancur dan satu rumah sudah mulai retak di bagian lantai maupun dinding,” ujar Camat Bendungan, Nurkholik.
Hujan deras yang sering mengguyur sejumlah wilayah Trenggalek timur sejak akhir Desember 2017 hingga saat ini mengakibatkan tanah di sejumlah wilayah area pegunungan mengalami keretakan.
Dari empat rumah yang rusak itu, tiga rumah rusak parah dan ambruk di sebagian ruangan, sedangkan satu rumah lagi kondisinya mengkhawatirkan, yakni mulai retak di lantai dan dinding dengan lebar tiga hingga lima sentimeter.
Keempat rumah tersebut ditinggalkan oleh pemiliknya mengungsi ke tempat saudara atau tetangga yang lebih aman.
“Seperti yang kita lihat, tiga rumah nyaris roboh dan seluruh bagian ruang mengalami retak yang lebar. Semua bangunan sudah miring. Bahkan ada ruang kamar yang sudah hancur dan tidak memungkinkan untuk ditempati lagi,” ujar Nurkholik.
Baca juga: Tanah Retak di Dayakan Ponorogo, 293 Jiwa Mengungsi
Pada awalnya, keretakan mulai terjadi sejak beberapa bulan lalu di tiga rumah yang letaknya sejajar. Semakin hari kondisi retakannya semakin parah dan lebar. Kemudian, beberapa minggu lalu, kondisinya semakin parah hingga beberapa bagian rumah roboh. Sampai saat ini kondisi tanah di wilayah tersebut masih labil dan muncul retakan baru.
“Awal retak sudah lama. Tapi yang paling parah ya yang kemarin itu, atap rumah sampai jatuh, dan semakin hari semakin parah. Kemarin kondisi rumah masih belum miring, sekarang sudah nyaris roboh semua,” ucap Mariah (45), pemilik salah satu rumah.
Atas musibah tanah retak ini, sebanyak empat kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 12 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman karena rumah mereka tidak memungkinkan untuk dihuni.
“Belum tahu sampai kapan kami mengungsi. Kami juga tidak berani balik pulang. Lagi pula rumah kami sudah tidak bisa ditempati kembali,” ucap Mariah.
Warga yang rumahnya rusak akibat tanah retak belum bisa memperbaikinya karena kondisi tanah masih mengalami pergerakan. Sebagian besar warga bergotong royong mengamankan barang maupun bahan bangunan yang masih bisa digunakan kembali. Pihak kecamatan bersama pemerintah desa saat ini masih konsentrasi penanganan warga yang mengungsi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.