Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/01/2018, 22:21 WIB
Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Sepanjang 2017, sebanyak 30-an pesawat asing tanpa izin melintas di ruang udara Indonesia diturunkan paksa (force down).

Pesawat tersebut diturunkan paksa oleh TNI Angkatan Udara Kosehanudnas (Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional) II bekerjasama dengan AirNav Indonesia Cabang Utama Makassar Air Traffic Service Center (MATSC). 

Panglima Kosekhanudnas II, Marsekal Pertama (Marsma) Tedi Rizalihadi mengatakan, force down pesawat asing tanpa izin terbang ini menurun drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada 2015 dan 2016, force down pesawat asing mencapai seratusan lebih. 

"Setelah kami bekerjasama dengan MATSC, angka ini menurun drastis. MATSC langsung memberikan peringatan kepada pesawat asing yang akan melintas di ruang udara Indonesia. Jika tidak diindahkan, barulah TNI AU mengerahkan pesawat sukhoi untuk menurunkan paksa pesawat asing," jelasnya.

(Baca juga : Diplomasi Sukhoi Panglima TNI-Kapolri... )

Tedi menuturkan, MoU yang ditandatangani AirNav MATSC dan Kosehanudnas II Makassar  hari ini menjadi pegangan bagi para petugas AirNav dan TNI AU dalam menghadapi persoalan pesawat asing yang masuk tanpa izin.

AirNav akan bertugas untuk mendeteksi awal keberadaan pesawat. Bila ditemukan ada pelanggaran, penindakan akan menjadi domain TNI AU. 

"AirNav dan TNI AU sama-sama memiliki radar, tapi untuk menindak pesawat yang melintas tanpa izin, kami (TNI AU) yang tindaklanjuti. Nah, dengan aturan kerja sama hari ini, akan memudahkan petugas di lapangan untuk melaksanakan tugas sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur)," tegas Tedi. 

General Manager AirNav Indonesia Cabang Utama MATSC, Novy Pantaryanto menambahkan, MoU ini dapat mengurangi anggaran pesawat sukhoi.

"Sekali terbang sebuah pesawat sukhoi memakan biaya hingga Rp 500 juta. Jadi jika banyak pelanggaran, banyak biaya yang digunakan. Karena satu kali force down pesawat asing, bisa sampai 2 atau 3 pesawat sukhoi yang diterbangkan," bebernya.

(Baca juga : Kemenhan: Proses Pembelian Sukhoi Tinggal Tandatangan Kotrak )

Dengan koordinasi MATSC dan Kosehanudnas II Makassar yang telah terjalin selama 2017 dinilai efektif. Karena itu ditingkatkan pada MoU, agar ke depannya diatur teknis koordinasi untuk mengawal ruang udara Indonesia.

"Alhamdullilah, hari ini kami baru selesai melakukan MoU dengan Kosehanudnas (Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional) II. Dalam perjanjian tersebut diatur teknis koordinasi untuk mengawal ruang udara," ucapnya.

"Selama ini, kerja sama AirNav dan TNI AU sudah berlangsung cukup baik. Namun, untuk memastikan kesiapan dan kesiagapan personel di lapangan, pihaknya bersepakat menjalin kerja sama," tambahnya.

Dalam MoU itu diatur secara rinci dan teknis mengenai prosedur yang harus dilakukan bila ada pesawat asing tanpa izin masuk ke ruang udara Indonesia. Tindakan yang dilakukan bisa pengalihan hingga penghancuran,

Kompas TV Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjajal kecanggihan pesawat Sukhoi SU- 30, milik TNI Angkatan Udara.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Dukung Mahasiswa Berjiwa Wirausaha, Dompet Dhuafa Banten Resmikan Program Kantin Kontainer

Dukung Mahasiswa Berjiwa Wirausaha, Dompet Dhuafa Banten Resmikan Program Kantin Kontainer

Regional
Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Regional
Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Regional
Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Regional
Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Regional
Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Regional
Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Regional
IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

Regional
Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Regional
Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Regional
Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Regional
Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Regional
Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Regional
Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com