Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Bocah Ini Berlubang dan Ditumbuhi Belatung Beranak Pinak

Kompas.com - 09/01/2018, 12:57 WIB
Junaedi

Penulis

MAMUJU, KOMPAS.com — Novi (7), bocah asal Pulau Karang Puang, Mamuju, Sulawesi Barat, hanya bisa merintih kesakitan saat puluhan belatung yang tumbuh dan beranak pinak di kepalanya dicabuti satu per satu oleh dokter.

Meski sudah tiga hari dirawat di rumah sakit, belatung yang rutin dicabuti setiap pagi masih terus ditemukan berkembang biak di kepalanya.

Akibat serangan belatung ganas itu, di kepala Novi terdapat dua lubang sebesar ibu jari orang dewasa. Dokter yang merawat sang bocah kini berjuang mematikan pertumbuhan belatung di kepala Novi.

Kepala Novi mulanya diketahui terdapat dua lubang sebesar jari orang dewasa dan ditumbuhi belatung ganas setelah sang tante secara tidak sengaja hendak mencari kutu. Tante kaget melihat dua lubang cukup dalam di kepala Novi dan dipenuhi belatung.

Mengetahui kondisi bocah tersebut, keluarga langsung urung rembuk untuk membawa Novi ke rumah sakit.

Baca juga: Menderita Kanker Stadium 4, Badan Nurlina Dipenuhi Belatung

Sang ibu menduga, dua lubang yang ditumbuhi belatung di kepala anaknya kemungkinan akibat gigitan kawanan kutu yang berkembang di kepalanya. Karena sering digaruk-garuk hingga berdarah, menjadi pemicu infeksi sehingga kepalanya ditumbuhi belatung.

“Mungkin mulanya digigit kutu dan digaruk-garuk sampai berdarah karena gatal,“ kata Jamiah, ibu Novi.

Baca juga: Tak Punya Biaya Obati Luka, Kaki Pria Ini Digerogoti Belatung

Jamiah berharap dokter rumah sakit bisa menghentikan serangan belatung di kepala Novi. Janda empat anak ini juga meminta bantuan pemerintah untuk biaya perawatan Novi. Sebab, dia hanya buruh serabutan dan ayah Novi sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.

Kompas TV Pihak rumah sakit menyebut, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Aufatul Khuzzah, meninggal bukan karena terdampak difteri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com