Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler: Ananda Sukarlan "Walk Out" dan Nasib Dandim yang Tampar Pak Kades

Kompas.com - 14/11/2017, 06:03 WIB

 

1. Ananda Sukarlan "Walk Out" saat Gubernur Anies Pidato

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapatkan respons negatif saat menghadiri acara peringatan 90 tahun berdirinya Kolese Kanisius di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11/2017).

Sejumlah undangan, salah satunya komposer ternama Ananda Sukarlan, walk out saat Anies berpidato. Ananda hadir karena merupakan alumnus Kolese Kanisius, juga terpilih menerima penghargaan.

Saat dikonfirmasi Kompas.com, Ananda membenarkan bahwa dirinya bersama sejumlah alumnus lain yang hadir walk out meninggalkan ruangan saat Anies berpidato.

Sekitar lima menit Ananda mendengarkan pidato Anies. Namun, Ananda yang duduk paling depan kemudian berdiri dan meninggalkan ruangan.

Baca selengkapnya di sini.  Baca juga : Gubernur Anies Tak Tahu Ananda Sukarlan Walk Out

 

Salah satu bagian video Bapak Minta Proyek yang diunggah Kaesang Pangarep di Youtube.YOUTUBE Salah satu bagian video Bapak Minta Proyek yang diunggah Kaesang Pangarep di Youtube.

2. Kemesraan Kaesang dan Felicia Saat Berangkat Bareng ke Pernikahan Kahiyang

Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, mengunggah video blog (vlog) bersama sang kekasih, Felicia Tissue, saat berangkat ke pernikahan kakaknya, Kahiyang Ayu.

Vlog tersebut diunggah pada Sabtu (11/12/2017).

Di vlog tersebut, awalnya Felicia terlihat malu. Saat dirinya disorot kamera, ia seperti menghindar dan tak menatap ke kamera.

Kaesang lantas meminta Felicia berbicara, tetapi ia menolak karena sedang makan.
Kaesang pun memprotes celana yang dikenakan Felicia. Ia meledek Felicia lantaran celana jinsnya aneh.

Lihat vlog Kaesang bersama Felicia di sini

 

Komandan Distrik Militer (Dandim) 0720 Rembang, Letkol Inf Darmawan Setiady berjabat tangan dengan Kepala Desa (Kades) Jambangan, Kecamatan Sarang, M Hilaludin seusai rapat koordinasi (Rakor) Pengawasan Dana Desa di Pendopo Museum RA Kartini, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Jumat (10/11/2017).Dok Warga Desa Jambangan Komandan Distrik Militer (Dandim) 0720 Rembang, Letkol Inf Darmawan Setiady berjabat tangan dengan Kepala Desa (Kades) Jambangan, Kecamatan Sarang, M Hilaludin seusai rapat koordinasi (Rakor) Pengawasan Dana Desa di Pendopo Museum RA Kartini, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Jumat (10/11/2017).

3. Tampar Kepala Desa, Dandim Rembang Dibebastugaskan

Gara-gara menampar seorang kepala desa, Komandan Distrik Militer 0720 Rembang Letkol Inf Darmawan Setiady dibebastugaskan mulai Minggu (12/11/2017).

Insiden itu terjadi pada Jumat (10/11/2017) saat digelar rapat koordinasi pengawasan dana desa di Pendopo Museum RA Kartini Rembang. Saat Darmawan menyampaikan materi, Kepala Desa Jambangan Muhammad Hilaludin bertingkah seolah cuek.

Merasa disepelekan, Darmawan memanggil Hilaludin ke depan. Saat Hilaludin mendekat, Darmawan langsung menampar pipi kiri kades tersebut. Saat itu, Darmawan merasa disepelekan karena Hilaludin menyandarkan kepalanya di kursi.

Para kades yang hadir dalam forum tersebut ramai-ramai melayangkan protes atas insiden tersebut.

Baca selengkapnya di sini. Baca juga : Ditampar Dandim, Kepala Desa Bilang, Sudahlah Jangan Dibesar-besarkan, Kasihan

 

4. Presenter Fadlan Muhammad Dituduh Tipu Rachmawati Soekarnoputri Miliaran Rupiah

Presenter sekaligus artis peran Fadlan Muhammad dituding telah melakukan penipuan investasi properti terhadap politikus yang juga anak kandung Presiden RI pertama Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri.

Fadli dan Rachmawati bekerjasama dalam bisnis properti. Rachma menyetor uang Rp 5 miliar sebagai investasi.

Di tengah jalan, Rachmawati merasa bisnis yang dikendalikan Fadlan bermasalah. Rachma pun berniat menarik kembali uangnya. Fadlan baru mengembalikan Rp 750 juta.

Baca selengkapnya di sini.  Baca juga : Presenter Fadlan Muhammad Bantah Tipu Rachmawati Soekarnoputri

 

Yohanis menunjukkan meteran listrik miliknya yang membuat dirinya didenda PLN sebesar Rp 7,6 juta karena meteran itu tidak sesuai dengan dengan namanya. Yohanis mengaku memercayakan pemasangan meteran itu pada instalator milik salah satu pegawai PLN.KOMPAS.com/SUKOCO Yohanis menunjukkan meteran listrik miliknya yang membuat dirinya didenda PLN sebesar Rp 7,6 juta karena meteran itu tidak sesuai dengan dengan namanya. Yohanis mengaku memercayakan pemasangan meteran itu pada instalator milik salah satu pegawai PLN.

5. Alasan Pemerintah Hapus Listrik di Bawah 4.400 VA

Dirjen Ketenagalistrikan Andy Noorsaman Sommeng mengklaim rencana pemerintah menghapus listrik golongan 900 VA (tanpa subsidi), 1.300 VA, 2.200 VA dan 3.300 VA adalah sebagai efisiensi sekaligus mendorong produktivitas masyarakat.

Menurut dia, daya listrik merupakan salah satu modal untuk melakukan produksi. Justru dengan daya yang besar, konsumen bisa memanfaatkan untuk keperluan modal tersebut.

Listrik tidak hanya untuk menyalakan lampu, tapi seyogianya juga menjadi alat produksi.

"Apalagi di era Internet bisa untuk segalanya, maka ini bisa diapakai bisnis dari rumah. Jadi itu yang bisa dipakai memasak kue dan dipasarkan. Untuk meningkatkan (produktivitas) itu sebenarnya," kata Andy.

Baca selengkapnya di sini. Baca juga : Bakal Sederhanakan Golongan Listrik, Ini Penjelasan Bos PLN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com