Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habib Luthfi : Jangan Telan Mentah Berita yang Pecah Belah Umat

Kompas.com - 13/10/2017, 09:27 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

PONOROGO, KOMPAS.com - Rais Am Jamiyah Ahlu Tariqah Al Mu'tabarah an Nahdiyah, Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya atau Habib Luthfi mengajak masyarakat untuk terus mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, masyarakat diminta tidak menelan mentah setiap berita yang memecah belah umat.

"Kalau ada berita yang ingin memecah belah umat beragama jangan langsung ditelan. Kita harus menyeledikinya terlebih dahulu," kata Habib Luthfi saat menjadi narasumber di acara Dialog Kebangsaan di Pendapa Pemkab Ponorogo, Kamis (12/10/2017).

Habib mengatakan, informasi yang memecah belah umat biasanya bersumber dari berita-berita hoaks. Berita itu berisi provokasi dan adu domba.

Bagi ulama kenamaan asal Pekalongan, Jawa Tengah, ini rakyat juga harus memiliki fanatisme kebangsaan supaya terus menjaga merah putih. Sebab, kemerdekaan Republik Indonesia diperoleh bukan hadiah dari penjajah. Tetapi, kemerdekaan ini diraih dengan perjuangan berdarah-darah. Untuk itu, setiap warga negara Indonesia wajib mencintai negara ini.

Menurut Habib Luthfi, mencintai tanah air sebenarnya telah diajarkan Rasulullah. Hal itu dibuktikan saat Rasulullah mengucapkan bahwa dirinya dari bangsa Arab.

Baca juga: Habib Luthfi Puji Cara Dakwah Bupati Purwakarta

Ia menambahkan, Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam melimpah. Kekayaan sumber daya alam itu menjadikan bangsa-bangsa lain yang mengincarnya. Untuk itu, warga negara Indonesia harus menjaganya dengan baik.

Pada zaman penjajahan, kata Habib Luthfi, penjajah tidak memberikan akses pendidikan kepada masyarakat. Kondisi itu yang menjadikan para ulama membangun padepokan dan pesantren guna mendidik masyarakat.

Baca juga: Eurico Guterres: Wiranto Sudah Jadi Menteri, tapi Kok Kami Gembel?

Habib Luthfi juga mengatakan keistimewaan dari wali sembilan bisa menghidupi dan mempersatukan umat meski telah dimakamkan 500 tahun silam. Di setiap makam wali sembilan, bisa dilihat ekonomi yang berbasis kerakyatan di sekitarnya.

Kompas TV Megawati, BJ Habibie dan SBY Jadi Pembicara di LIPPI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com