Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habib Luthfi Puji Cara Dakwah Bupati Purwakarta

Kompas.com - 23/08/2017, 00:03 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Rais Am Jamiyah Ahlu Thariqah al Mu'tabarah an Nahdiyah Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya mengaku kagum dengan cara dakwah Islam yang dilakukan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Hal itu disampaikan Habib Luthfi dalam acara Zikir Kebangsaan di Taman Pasanggrahan Padjadjaran, Purwakarta, Selasa (22/8/2017) malam.

"Luar biasa, (cara dakwah) Pak Dedi ini sangat mengandung falsafah dan filosofi tingkat tinggi. Dulu juga para wali sembilan dalam melakukan syiarnya memiliki manajemen hebat, bukan langsung dakwah dan bukan asal kamu harus begini dan harus begitu, tapi harus mengenal dulu harus menyapa dulu," jelas Habib Luthfi di sela-sela ceramahnya saat acara Zikir Kebangsaan dengan kemeriahan budaya, Selasa malam.

Baca juga: Habib Luthfi: Warga Purwakarta Kompak, Rukun dan Familiar

Habib asal Pekalongan ini mengibaratkan konsep pengajian yang digelar di Purwakarta sebagai not pada musik yang menghasilkan nada sama meski aliran musiknya berbeda.

Misalnya, sebelum acara pengajian dimulai ditampilkan musik beraliran Sunda, Jawa dan China, namun tetap menghasilkan musik hebat bernada indah yang selaras.

"Tadi kan dalam penampilan musiknya ada Jawa, Sunda bahkan China. Tapi dalam musik yang memiliki not-not itu menghasilkan nada sama dan indah. Lagu kebangsaan barusan dipadukan dengan budaya Jateng, Jabar dan Jatim, Karawitan. Cara memukulnya jelas berbeda tapi notnya sama tidak merepotkan. Not itu bisa kok jadi pemersatu. Kalau ada yang mendengar suaranya beda, telinganya saja yang tidak beres," jelasnya di hadapan ribuan jemaah pengajian yang hadir.

Musik yang indah itu, kata Habib Luthfi, tentunya memiliki sebuah koridor yang terus dijaga supaya terdengar indah.

Baca juga: Saat Saksofon Pastor Iringi Habib Menyanyi Lagu Cinta Tanah Air

Menurut Habib Luthfi, isi dakwah dengan diselingi musik ini terlihat sangat mudah dicerna oleh para jemaah yang hadir. Cara dakwah ini juga dipakai oleh para wali, terutama wali sembilan.

"Wali sembilan dulu di Indonesia tak langsung ke pesantren tapi masuk dulu ke ranah masyarakat. Bukan asal masuk saja dalam menyampaikan syiarnya," kata dia.

Seusai berceramah, Habib pun langsung bermain organ dan menyanyikan lagu himne NU "Hubbul Wathan". Sontak semua jemaah yang hadir ikut bernyanyi dengan penuh khidmat.

Kompas TV Menutup Komunikasi Teroris Lewat Telegram
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com