Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomis dan Ekologis Bambu Trenggalek (2)

Kompas.com - 30/09/2017, 10:17 WIB
Achmad Faizal

Penulis

"Jika 1 hektare lahan ditanami bambu, ada jutaan kubik air yang tersimpan aman saat musim kemarau," jelasnya.

Ada manfaat lain dari bambu selain untuk tanaman konservasi penahan tanah kata Agung, yakni fungsi ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.

Kata dia, ada 1.500 turunan produk dari bambu, dari produk yang paling remeh seperti tusuk sate, hingga produk paling bernilai yang dapat dijual dengan harga jutaan rupiah.

"Karena itu, kami sangat merekomendasikan Kabupaten Trenggalek untuk segera melakukan konservasi bambu untuk kepentingan dan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Trenggalek," tegasnya.

Lebih jauh, bambu bahkan disebut bisa dimanfaatkan untuk sumber energi alternatif.

Menurut pakar energi terbarukan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Bambang Sudarmanta, seperti umumnya kayu dari tumbuhan lainnya, bambu mengandung karbon yang bisa diolah dan dikonversi menjadi sumber energi.

"Tapi masih perlu dilakukan riset seberapa besar kandungan karbon yang ada di dalam bambu, untuk menentukan besaran volume energi yang dihasilkan," katanya.

Masing-masing jenis kayu, sambung dia, memiliki kandungan karbon yang berbeda-beda tergantung kepadatan tekstur kayunya. Semakin padat tekstur kayu, semakin tinggi karbon yang dihasilkan.

"Karbon yang ada dalam kayu Randu jelas beda dengan kandungan karbon yang ada di kayu Jati," ucapnya.

Sejauh ini, dosen di Departemen Teknik Mesin ITS Surabaya ini mengembangkan riset mengubah berbagai jenis barang menjadi energi melalui proses gasifikasi. Seperti sampah, limbah pertanian, dan tempurung kelapa.

"Saat ini saya sedang kembangkan proses merubah sampah di Surabaya menjadi energi gas," terangnya.

Rencana konservasi bambu sebenarnya sudah dipikirkan oleh Pemkab Trenggalek untuk kepentingan ekologi maupun ekonomi.

Namun sebelum melakukan rencana tersebut, Pemkab Trenggalek menginginkan terbentuknya institusi khusus dari berbagai stakeholder yang khusus menangani masalah bambu.

"Jadi kesimpulan awal kami akan membentuk institusi yang mengatur mekanisme distribusi, profit sharing, pengawasan dan sebagainya sebelum melaksanakan konservasi," kata Wakil Bupati Trenggalek, Muhammad Nur Arifin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com