JEMBER, KOMPAS.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko, meminta kepada seluruh pihak agar tidak sembarangan mengeluarkan pernyataan yang membuat gelisah masyarakat.
"Saya tidak dalam rangka menanggapi pernyataan siapapun. Tetapi, saya pikir di tengah negara seperti ini, agak anget, tidak bijak kita memunculkan statement yang menimbulkan persoalan baru," tegas Moeldoko seusai berdialog dengan ratusan petani di Desa Pontang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (27/9/2017).
Alangkah lebih baiknya, sambung dia, jika seluruh elemen saling menjaga dan menjawab sejumlah persoalan yang terjadi di negara ini.
"Kalau kita ribut terus, sementara perkembangan di luar cukup luar biasa, kapan kita mau menjadi bangsa yang kompetitif, akan sulit," ujarnya.
(Baca juga: Moeldoko: Unit Kerja Pembinaan Pancasila Harus Inovatif)
Ketika ditanya pernyataan Panglima TNI yang menimbulkan polemik, Moeldoko enggan menjawab secara detail. Yang pasti, sebagai seorang prajurit, seharusnya memegang teguh sumpah setia kepada pimpinan tertinggi.
"Saya tidak akan mengoreksi siapapun di sini. Tetapi kalau saya menjadi seorang prajurit, maka pedoman saya Sapta Marga, dan pimpinan tertinggi adalah Presiden, nggak ada yang lain," tegasnya.