SURABAYA, KOMPAS.com - Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyiapkan 2.000 ton beras bantuan untuk korban konflik etnis Rohingya di Banglades dan Myanmar. Bantuan itu akan dikirim dengan mekanisme ekspor.
"Karena Indonesia belum memiliki regulasi pengiriman bantuan kemanusiaan, maka bantuan beras itu dikirim dengan mekanisme ekspor," kata Manager Komunikasi ACT, Lukman Aziz Kurniawan, di Surabaya, Senin (18/9/2017).
Bantuan beras 2.000 ton itu kata Lukman, dihimpun dari warga Cepu, Jawa Tengah, yang baru-baru ini melaksanakan panen raya.
"Besok rencananya akan dikirim dari Cepu dengan 80 kontainer menuju Terminal Petikemas Surabaya," ucapnya.
Baca juga: Prabowo Sebut Bantuan Indonesia untuk Rohingya Hanya Pencitraan Jokowi
Ekspor pertama ke Banglades dijadwalkan akan dilepas oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansah, pada Kamis (21/9/2017). Pengiriman itu diperkirakan memakan waktu hingga 12 hari kedepan.
Di Banglades, Lukman mengaku juga sudah berkoordinasi dengan relawan, yang sudah menyiapkan jalan tikus untuk mengangkut bantuan sampai ke Myanmar. Karena pemerintah Myanmar sendiri sudah menutup pintu bantuan kemanusiaan untuk etnis Rohingnya.