Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Mimpi Makan Biskuit, Dinda Sukses Berjualan Jajanan Tempo Dulu

Kompas.com - 31/08/2017, 12:19 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - "Mbokjajan", inilah nama toko yang berada di Jalan Ireda Nomor 181a, Keparakan Kidul, Mergangsan, Kota Yogyakarta.

Memasuki toko ini seakan dibawa bernostalgia ke masa lalu. Toko tersebut berisi jajanan, mainan dan produk perawatan tubuh era tahun 70-an dan 90-an.

Perempuan bernama Dinda Aneswari (28) inilah pengagas sekaligus pemilik toko "Mbokjajan". Ide membuat toko yang menyediakan jajanan, mainan dan perawatan masa lalu ini berawal dari ketiduran di kantor saat bulan Ramadhan 2014 lalu.

"Saat itu bulan puasa, dan siang itu panas sekali. Saya masih sebagai karyawan di salah satu radio swasta. Saya ketiduran, mimpi makan biskuit Gem Rose, soalnya lama banget enggak makan itu dan kangen," ujar Dinda Aneswari saat ditemui Kompas.com di toko Mbokjajan, Rabu (30/08/2017).

Kerinduannya akan biskuit Gem Rose membuatnya berselancar mencari jajanan itu di internet. Dari internet itulah, Dinda menemukan berbagai macam jajanan tempo dulu, termasuk biskuit yang dirindukannya.

"Saya nyari-nyari, kan kalau Google makanan jadul gitu kan banyak banget. Saya langsung beli," urainya.

Baca juga: Sopan, Siswa Miskin dan Piatu Berjualan Cilok Keliling demi Kebutuhan Hidup

Awalnya Dinda membeli jajanan tempo dulu hanya untuk dikonsumsi sendiri. Setiap ke kantor, perempuan 27 tahun ini selalu membawa makanan tersebut. Teman-teman sekantor yang melihat banyak yang berminat dengan jajanan tempo dulu tersebut.

"Setiap ke kantor selalu saya bawa untuk cemilan, nah teman-teman itu sering minta. Diminta terus kan rugi bandar, ya lalu saya jual ke teman-teman," bebernya sembari tertawa.

Dari menjual ke teman-teman kantor, Dinda lantas mempunyai ide untuk mencoba memasarkan lewat online dan ikut acara bazar. Setidaknya selain sebagai karyawan, ia mempunyai usaha sambilan, yakni berjualan jajanan tempo dulu.

"Kan saya masih kerja, jadi ya jualannya lewat online. Buat sambilan dan senang-senang aja awalnya, paling nggak sampai 20 jenis produk awalnya," kata Dinda.

Dinda akhirnya memilih nama Mbokjajan untuk nama dan meluncurkan toko tersebut pada 9 Juli 2014. Nama Mbokjajan ini terlihami oleh saudaranya yang sering memanggilnya mbok.

"Kan ada saudara dari Jakarta datang, terus sering nyuruh-yuruh saya, bilang mbok apa, mbok apa gitu. Mbok di Jawa kan ada dua arti, ajakan dan ibu perempuan, ya sudah saya namai Mbokjajan, pas yang punya perempuan dan ajakan untuk belanja dalam bahasa Jawa jajan," terangnya.

Seiring berjalannya waktu, hasil dari jualan jajanan tempo dulu dirasakan Dinda justru lebih menjanjikan dibandingkan sebagai karyawan. Empat bulan setelah memulai jualan online, Dinda memilih keluar dari pekerjaannya dan menekuni bisnis jualan jajanan tempo dulu.

"Ternyata kok pendapatan melebihi berlipat-lipat daripada kerja di kantor, itu saja baru sambilan. Ya, memutuskan untuk keluar kerja, menekuni jualan ini," jelasnya.

Konsep awalnya Dinda hanya ingin menjual lewat online dan mempunyai gudang untuk menyimpan. Namun ternyata setelah semakin terkenal, orang-orang ingin melihat langsung produknya, sehingga Dinda memutuskan mengontrak untuk membuka toko Mbokjajan di jalan Ireda Nomor 181a, Keparakan Kidul, Mergangsan, Kota Yogyakarta.

"Konsep yang saya suguhkan itu bukan sekadar menjual makanan atau mainanya, tetapi rasa nostalgianya itu," tandasnya.

Di toko yang terletak di jalan Ireda inilah Dinda mulai melengkapi produk yang dijualnya, mulai dari jajanan, sampai mainan. Jajanan yang dijual ada berbagai macam, seperti krip-krip, cokelat Coyo, cokelat Jago, anak Mamee, Mi Instan Sakura, es lilin dan es gabus.

"Makanan yang termahal itu cokelat Coyo isi 20 biji harganya Rp 15.000. Kalau makanan, cokelat Coyo yang paling banyak diminati," urainya.

Produk mainan zaman dulu yang ada seperti blowing balloon, tamagochi, gimbot, kapal otok-otok, wayang kertas sampai monopoli model lama. Sebagian besar untuk mainan yang ada di toko Mbokjajan adalah produk handmade alias kerajinan tangan.

"Mainan yang termahal monopoli model lama harganya Rp 75.000. Mainan yang terlaris buatan pabrik Tamagochi, harganya Rp 35.000, buatan handmade yang laris kapal otok-otok, harganya Rp 20.000," urainya.

Di toko Mbokjajan, lanjutnya, juga ada berbagai produk perawatan tubuh zaman dahulu, mulai dari bedak, sisir, cukuran, sabun sampai dengan minyak rambut.

Dinda menamai etalase untuk perawatan zaman dulu ini dengan nama Mboknecis (surganya perawatan necis dan gaya klimis).

"Orang-orang yang sudah tua banyak yang datang ke sini untuk melihat dan membeli perawatan zaman dulu. Pernah ada suami istri yang usianya sudah tua datang ke sini membeli minyak rambut dan sisir zaman dulu," terangnya.

Diakuinya memang tidak mudah untuk mendapatkan barang-barang untuk dijual di toko, sebab selain sudah zaman dahulu, keberadaannya juga langka. Namun, menurut Dinda, kesulitan itu justru menjadi keasyikan tersendiri.

"Justru asyiknya mencari dan karena langka itu menjadi laris. Jadi, ya saya enggak memandang itu sebuah kendala, justru itu kelebihan Mbokjajan bisa menghadirkan yang langka," tandasnya.

Baca juga: Ketika Dua Putra Presiden Jokowi Berjualan di "Car Free Day" Solo

Konsumen yang datang ke toko Mbokjajan bukan hanya dari Yogyakarta saja, tetapi juga banyak dari luar kota. Bahkan, anak-anak TK sampai PAUD sering datang untuk berwisata edukasi, khususnya melihat mainan-mainan handmade zaman dahulu.

"Anak sekarang ternyata tidak mengenal mainan handmade, mereka sampai bingung mana on off-nya. Mereka tahunya mainan yang ada baterainya, saat berkunjung ke sini ya dikenalkan dengan mainan-mainan zaman dulu," jelasnya.

Menurutnya, pembeli dari Mbokjajan tidak hanya datang dari Indonesia, tetapi juga dari luar negeri.

"Pernah ada pesanan dari Taiwan, Malaysia, Singapura dan Hongkong. Mereka pesan, lalu kita kirim ke sana," kata Dinda.

Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, perempuan asli Yogyakarta ini kini telah memiliki empat orang karyawan. Bahkan, saat ini Mbokjajan juga melebarkan sayapnya menjadi distributor.

"Kalau omzetnya sekarang puluhan juta lah," pungkasnya.

Kompas TV Putra Jokowi Jual Kaos di Bundaran Gladag Solo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com