Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopan, Siswa Miskin dan Piatu Berjualan Cilok Keliling demi Kebutuhan Hidup

Kompas.com - 28/08/2017, 12:43 WIB
Farid Assifa

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Sopan Sopyan, seorang siswa miskin dan piatu keturunan Tionghoa di Kabupaten Tasikmalaya, berjualan cilok demi menghidup dirinya.

Siswa kelas X atau kelas 1 SMA Gaza ini menjajakan cilok makanan khas Sunda ini berkeliling di Kampung Babakan, Desa Pusparaja, Kecamatan Cigalotang, Kabupaten Tasikmalaya.

Aksi remaja berjualan cilok ini diposting oleh pendiri sekaligus ketua Yayasan SMA Gaza, Iim Imanulloh melalui akun Facebook miliknya. Sopan terlihat berjualan cilok pada Minggu (27/8/2017).

Dihubungi Kompas.com via sambungan telepon, Iim menjelaskan, Sopan Sopyan berasal dari keluarga miskin. Ayahnya berasal dari Garut, sedangkan ibunya dari Bekasi. Ibunya merupakan warga keturunan Tionghoa dan sudah meninggal.

"Ibunya meninggal saat dia duduk di bangku SMP. Lalu ayahnya yang bekerja serabutan menitipkan anaknya ke kami. Ayahnya memang kurang beruntung secara ekonomi," ujar Iim, Senin (28/8/2017).

Baca juga: Demi Sekolah, Duta Tabung Koin Rp 1.000 di Kaleng Kue Sejak Kelas 6 SD

Menurut Iim, di SMA Gaza, selain bersekolah, dia juga dididik pendidikan agama di pesantren Gaza dan keterampilan hidup. Salah satu pendidikan keterampilan hidup adalah berjualan. Kebetulan, Sopan sendiri terlihat punya bakat berdagang.

"Mungkin ada gen dari ibunya yang Tionghoa. Dia pandai berjualan dan mampu menarik minat pembeli walau sekadar cilok," katanya.

Awalnya, Iim memberi pinjam Sopan uang untuk modal usaha sebesar Rp 50.000. Sopan kemudian menggunakan uang itu untuk membuat cilok yang berbahan tepung singkong dengan bumbu kacang.

Dia kemudian menjajakan sendiri ciloknya keliling kampung. Dia pun tanpa canggung dan malu untuk berjualan cilok demi memenuhi kehidupan sehari-hari selama bersekolah.

"Dia (Sopan) bilang buat apa malu. 'Saya mah tidak malu dan nggak ada gengsi berjualan cilok karena halal'," kata Iim menirukan ucapan Sopan.

Dari hasil berjualan cilok, Sopan mampu menghasilkan uang Rp 162.000. Jumlah uang itu kemudian dipotong untuk "pinjaman" modal sebesar Rp 50.000. Jadi Sopan mengantongi untung Rp 112.000.

Kata Iim, sebenarnya, uang untuk modal Rp 50.000 itu bukan pinjaman, tetapi diberikan. Namun demi mendidik mandiri, uang Rp 50.000 tetap dikembalikan oleh Sopan.

"Nah, yang labanya itu Rp 112.000 sebagian dipakai dia untuk modal berjualan cilok lagi. Jadi akhirnya dia bisa mandiri berjualan," kata Iim.

SMA gratis untuk warga miskin

Sekolah menengah atas (SMA) Gaza, tempat Sopan belajar, adalah lembaga pendidikan swasta yang menampung anak yang kurang beruntung secara ekonomi. Iim, sang pendiri SMA Gaza, mengatakan, sekolah tersebut didirikan oleh LSM Gaza yang bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com