Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Perbedaan Itu Indah, Jadi Jangan Saling Membenci"

Kompas.com - 07/07/2017, 14:20 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - "Perbedaan itu indah, jadi jangan saling membenci. Mari saling menghormati dan saling menjaga," inilah kata yang terucap dari Esti Damayanti, anak usia 14 tahun, warga Sendangadi, Mlati, Sleman, seusai mengunjungi beberapa tempat ibadah dan perpustakaan, Kamis (06/07/2017).

Esti Damayanti adalah satu peserta Wisata Pendidikan Multikultural dengan tema "Bersama Merawat Keberagaman" yang diselenggarakan oleh Yayasan Satu Nama. Kegiatan ini digelar selama dua hari, mulai 5 Juli hingga 6 Juli 2017.

"Selama dua hari, kita diajak mengunjungi tempat-tempat ibadah, seperti masjid, gereja, klenteng dan pura," ucapnya.

Baca juga: Ikut Halal Bihalal, Wali Kota Solo Ajak Tingkatkan Toleransi Beragama

Di setiap tempat ibadah tersebut, anak-anak yang berasal dari berbagai latar belakang ini dikenalkan tentang semua hal yang berkaitan dengan tempat ibadah. Mulai dari sejarah berdirinya tempat ibadah, pemuka agama, kitab suci, sampai dengan apa saja yang ada di dalam bangunan.

"Kita diterima dengan tangan terbuka, di setiap tempat ibadah ada yang memandu dan menerangkan," tuturnya.

Diakuinya berkunjung ke tempat ibadah agama lain adalah pengalamannya yang pertama, terutama masuk ke pura dan klenteng. Dari kunjungan ini, ia pun mendapat banyak pengalaman berharga.

"Saya jadi tahu kenapa Romo dan suster itu tidak menikah. Saya masih asing masuk ke klenteng, tapi kemarin jadi tahu, ternyata di dalamnya ada dewa-dewa," tegasnya.

Setelah mengunjungi berbagai tempat ibadah, lanjutnya, ia juga bisa mengetahui banyak hal dan semakin menyadari bahwa perbedaan itu indah. Kebinekaan, lanjutnya, adalah sebuah anugerah yang harus terus dijaga dengan sikap toleransi dan saling menghormati.

"Saya dan anak-anak lain senang ikut kegiatan ini dan sangat bermanfaat. Kita bisa lebih bertoleransi, saling menghormati dan menjaga keutuhan NKRI," tandasnya.

Kenalkan toleransi sejak dini

Kegiatan Wisata Pendidikan Multikultural dengan tema "Bersama Merawat Keberagaman" yang diselengarakan oleh Yayasan Satu Nama diikuti 60 anak dari berbagai komunitas anak se-DIY - Jateng yang tergabung dalam Guyub Bocah.

Para peserta ini pun berasal dari berbagai latar belakang agama berbeda.

"Kegiatan ini pada dasarnya untuk merayakan Hari Anak Nasional. Anak-anak yang ikut, dari usia SD sampai SMA dan dari berbagai latar belakang agama," ucap Martha Kurnia Dewi, koordinator Peringatan Hari Anak Nasional 2017, Yayasan Satu Nama.

Dijelaskanya, lewat kegiatan wisata pendidikan multikultural ini, pihaknya ingin mengenalkan kebinekaan Indonesia kepada anak-anak dan menanamkan nilai-nilai toleransi.

"Anak-anak inilah agennya kita yang nantinya akan membangun bangsa ini. Kalau sejak kecil mereka dimasuki paham radikalisme, itu kan membahayakan. Makanya kita mengenalkan kepada mereka, bahwa ini lho Indonesia itu isinya ya Bhinneka Tunggal Ika," tegasnya.

Destinasi yang dikunjungi oleh para peserta meliputi wisata sejarah, antara lain Gedung Agung, Museum Pesawat, Candi Plaosan, dan Candi Sambisari.

"Kita kenalkan juga tentang sejarah dan kebudayaan kepada mereka, sebagai kekayaan Indonesia. Untuk candi memang dipilih dua tempat, yakni Candi Hindu dan Budha, dan dikenalkan perbedaannya serta sejarah berdirinya," bebernya.

Sedangkan wisata religi yang dilakukan adalah mengunjungi beberapa tempat ibadah, antara lain Gereja GKI Ngupasan, Masjid Kauman, Klenteng Gondomanan, Gereja Katolik Bintaran dan Pura Sorowajan.

"Dari kegiatan ini terlihat bahwa semua tempat ibadah dengan tangan terbuka menerima. Di gereja, pura dan kelenteng, kami banyak yang menggunakan jilbab dan diterima dengan ramah, dipersilakan dan diajak berkeliling," urainya.

Tak hanya sejarah dan religi, dalam kegiatan selama dua hari ini, anak-anak diajak wisata literasi dengan mengunjungi Perpustakaan Grhatama dan perpustakaan Universitas Sanata Dharma (USD). Tujuan dari wisata ini adalah mengenalkan dan membangkitkan literasi sejak usia dini.

"Selain mengenalkan anak-anak budaya membaca dan buku-buku, juga mengenalkan yang baru tren saat ini, yakni E-library," tuturnya.

Baca juga: Belajar Hidup Toleransi dari "Desa Pancasila" di Lamongan

Menurutnya, wisata pendidikan multikultural dengan tema "Bersama Merawat Keberagaman" ini adalah kegiatan pertama.

Dalam rangkaian merayakan hari anak Nasional 2017 ini, Yayasan Satu Nama juga akan menggelar kegiatan yang isinya adalah pengurangan risiko bencana untuk anak-anak.

"Untuk pengurangan risiko bencana akan dilaksanakan di Dukuh Magelang. Ada juga festival budaya dan camping anak," pungkasnya.

Kompas TV Mengambil Peran Mendukung Keberagaman dan Toleransi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com