Ayahnya selalu berpesan, kemiskinan bukan alasan untuk tidak sekolah. "Ayah bilang, sekolah harus diutamakan. Cari sekolah yang juga mengajarkan agama. Ayah juga pesan jangan bekerja dulu sebelum menyelesaikan sekolah. Rezeki bisa dicari lagi," paparnya.
Keteguhan Duta juga diajarkan oleh sang Nenek. Duta mengaku selalu menjalankan ibadah puasa sunah, Senin dan Kamis.
"Lebih baik buat melanjutkan sekolah dulu, kalau rezeki bisa dicari. Mencari uang gampang tapi mencari pendidikan itu susah," tandasnya.
Sutiyah, Nenek Duta mengaku, sejak kecil Duta memang sudah diajari untuk prihatin. Disaat teman sebayanya sembunyi-sembunyi merokok, Duta diingatkan untuk tidak ikut merokok. Selain memang alasan ekonomi, saat kecil Duta terjangkit penyakit paru-paru.
"Bersyukur, penyakitnya kini sudah membaik," ucap Sutiyah.
Sutiyah paham betul kondisi cucunya itu. Dia pun kerap memasak untuk bekal sekolah Duta. Tidak hanya fokus berusaha, Duta juga diajari untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa.
"Tanpa saya ketahui, Duta tiba-tiba juga pernah diumumkan menjadi juara azan di sekitar perumahan," jelas Sutiyah.
Sampai saat ini, Sutiyah masih teringat betul perjuangan Duta ketika pulang sekolah dalam kondisi hujan. Seragam sekolahnya basah kuyup, padahal harus digunakan keesokan harinya.
Duta pun langsung berupaya mengeringkan bajunya. Jika belum kering, seragamnya digosok dulu sebelum dipakai esok hari.
"Ketika musim hujan, tiap pulang sekolah kehujanan, kasihan saya melihatnya. Pernah saya sampaikan, ini merupakan hasil dari usahamu (ketika setelah pengumuman kelulusan)," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.