Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sekolah Ini, Siswa Bisa Bayar Uang Sekolah dengan Sampah

Kompas.com - 06/10/2016, 13:03 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Pagi itu, Kamis (6/10/2016), sejumlah siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Kota Malang, Jawa Timur, menaruh sampah yang dibawanya di tempat yang telah disediakan sebelum memulai mata pelajaran.

Sejumlah siswa membawa sampah untuk ditabung di sekolah, sedangkan uang hasil penjualan sampah itu bisa digunakan untuk membayar keperluan sekolah.

Kepala SMKN 6 Kota Malang, Dwi Lestari menjelaskan, kegiatan menabung dengan sampah itu dimulai sejak tiga bulan lalu. Tujuannya supaya siswa di sekolah tersebut ikut andil membantu orang tuanya dalam membayar keperluan sekolah.

"Ketika mereka kesulitan membayar keperluan sekolah. Mereka bisa membayar dengan tabungan itu," kata Dwi.

Dia menjelaskan, dari 2.000 lebih siswa yang sekolah di SMKN 6, hanya 40 persen siswa yang berasal dari keluarga kalangan mampu. Sementara itu, 60 persen sisanya berasal dari keluarga yang masih kesulitan membayar uang sekolah, termasuk untuk membayar SPP sebesar Rp 175.000 per bulan dan keperluan sekolah lainnya.

Akibatnya, banyak siswa yang kadang nunggak membayar keperluan sekolah. Dengan adanya kegiatan menabung dengan sampah ini, siswa tidak lagi memberatkan orang tuanya untuk membayar keperluan sekolah.

"Sementara yang kami imbau untuk menabung dengan sampah hanya kelas satu, terutama bagi siswa yang keluarganya kesulitan membayar uang sekolah," imbuhnya.

Tidak hanya itu, pihak sekolah juga memiliki tujuan lain melalui kegiatan tersebut, yaitu menciptakan rasa kepedulian pada diri siswa, membentuk karakter kewirausahaan dan membangun budaya menabung. Tidak semua kertas yang bisa dibawa untuk ditabung oleh siswa.

Pihak sekolah hanya memperbolehkan sampah plastik dan kertas. Sampah-sampah itu ditimbang, lalu dihargai sesuai dengan jenis sampah yang dibawanya.

Dalam penjualannya, pihak sekolah bekerja sama dengan Bank Sampah Malang (BSM). Setiap minggu, sampah hasil tabungan siswa di angkut untuk dijual. Rata-rata, sampah hasil tabungan siswa itu mencapai lima kuintal per minggu.

Harga yang dipatok ke siswa mulai dari Rp 1.500 hingga Rp 3.000 per kilogram, sedangkan untuk sampah kertas mulai dari Rp 1.800 hingga Rp 2.500 per kilogram. Harga tersebut selisih lebih rendah Rp 200 dibanding dengan harga yang dipatok di BSM.

Pasalnya, pihak sekolah butuh biaya untuk mengangkut dan memilah sampah-sampah hasil tabungan siswa tersebut.

Koordinator Penimbangan dan Pemilahan yang juga Staff Administrasi SMKN 6 Kota Malang, Nurul Fitriyah mengatakan, biasanya siswa-siswa itu setelah tiba di sekolah langsung menaruh sampah yang dibawanya ditempah yang telah disediakan.

Masing-masing siswa memberikan nama di kantong sampah tersebut. Kemudian pihak sekolah yang bertugas menimbang sampah yang dibawa siswa itu dan hasilnya dicatat di buku tabungan milik siswa.

"Jadi tidak mengganggu terhadap pelajaran siswa," ungkapnya.

Dewi Silfiyawannur, siswa kelas 10 di Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak mengaku terbantu dengan kegiatan menabung melalui sampah ini. Menurut dia, kegiatan tersebut bisa membantu orang tuanya membayar uang keperluan sekolah.

"Menurut aku bisa lebih mengurangi beban orang tua untuk membeli peralatan sekolah," katanya.

Selama tiga bulan, Dewi sudah berhasil menabung lima kilogram sampah. Sampah-sampah itu dia bawa dari rumah atau dari mengumpulkan sampah di sekolah. Hal yang sama disampaikan oleh Destrian Farel Andrianto, siswa kelas 10 jurusan Rekayasa Perangkat Lunak. Dia mengaku, kegiatan tersebut bisa mengurangi tumpukan sampah di rumahnya.

"Lumayan lah, sampah di rumah bisa dijual kesini," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com