Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub: Pemudik, Naiklah Bus yang Ada Stiker Layak Jalan

Kompas.com - 11/06/2017, 10:14 WIB

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau para calon pemudik untuk menggunakan bus yang sudah berstiker laik jalan saat mudik lebaran.

"Saya mengimbau kepada pemudik, naiklah bus yang ada stiker laik jalan karena bus yang berstiker itu sudah melalui ramp check oleh petugas-petugas kita dari tingkat pusat hingga tingkat daerah," ujar Budi saat melakukan peninjauan kesiapan Terminal Tipe A Indihiang di Tasikmalaya, Jawa Barat menjelang mudik Lebaran 2017, Sabtu (10/6/2017).

Menhub yang ikut melakukan ramp check pada bus jurusan Tasikmalaya-Cikatomas dengan mengecek kolong bus di halaman Terminal Indihiang meminta para pengusaha PO untuk melakukan ramp check pada bus yang akan digunakan sebagai angkutan Lebaran.

"Saya juga mengimbau pengusaha-pengusaha PO harus melakukan ramp check dalam beberapa hari ke dinas-dinas setempat. Ini baru hari ke-13, kita kebut seminggu ini dengan all out," kata Budi.

"Kalau perlu 24 jam kami lakukan ramp check. Saya juga akan melarang bagi mereka yang tidak berstiker untuk beroperasi karena risikonya adalah keselamatan," tegasnya kemudian.

Melalui ramp check, lanjut dia,bus yang tidak memenuhi standar ataupun tidak laik jalan bisa ditemukan.

"Ramp check itu sangat penting. Seperti tadi ada satu bus yang tidak lulus ramp check karena kaca depannya pecah, olinya bocor, remnya diikat dengan karet. Jadi kalau dia nikung sedikit pasti akan lepas. Sudah pasti yang seperti ini keselamatannya tidak terjamin dan sangat membahayakan penumpang," ujar Budi.

(Baca juga: Cek Kelayakan Kendaraan, Menhub Masuk ke Kolong Bus)

Kepala Terminal Indihiang Jenny M Wirandani yang turut mendampingi mengatakan, ada 24 bus yang sudah melalui proses ramp check pada Sabtu, 10 Juni.

"Sudah 24 bis yang dilakukan ramp check, 9 yang laik jalan, 15 lagi masih ada yang harus diperbaiki atau kurangnya unsur penunjang seperti pemecah kaca," tutur Jenny.

Catatan

Dalam kunjungan ini pula, Budi menemukan masih ada pengusaha PO yang menjual tiket dan memberangkatkan penumpang tidak pada tempat yang sudah disediakan.

"Tidak boleh ada PO yang menjual maupun memberangkatkan dari pool PO. Contohnya kita sudah sediakan bangunan seluas 7 hektar di Pulogebang, tapi ada PO yang tidak patuh. Saat ini sudah ada Surat Edaran Dirjen Perhubungan Darat yang melarang untuk menggunakan pool PO sebagai tempat menjual dan berangkat," tutur Budi.

Hal ini juga dikeluhkan penumpang bus yang sempat berbicara dengannya.

"Tadi saya tanya ke satu penumpang yang mau pulang ke Cilacap dari Subang. Dia kesulitan mencari bus jurusannya di terminal karena bus jurusan tersebut diberangkatkan dari pool-nya masing-masing," ujar Menhub.

Budi menegaskan, kementerian akan memberikan sanksi jika masih terdapat PO yang melanggar atau masih menjual dan memberangkat penumpang melalui pool.

"PO akan kami imbau terlebih dahulu. Namun saat kami beri peringatan satu sampai tiga kali tapi tidak ada perubahan, kami tidak segan-segan untuk menutup sekalipun PO bus tersebut bagus," tutur Budi.

Ke depan, dia berharap, Terminal Indihiang dapat menjadi simpul di Kota Tasikmalaya.

"Kami akan melakukan evaluasi terhadap PO, Terminal Tipe A kan sudah diserahkan kepada Pusat. Kami ingin membuat terminal di sini menjadi ramai sehingga dapat menjadi suatu simpul konektivitas," tambahnya.

Setelah melakukan pengecekan di Terminal Indihiang, Menhub menuju Stasiun Besar Tasikmalaya.

Turut hadir dalam kunjungan kerja Menhub ke Tasikmalaya diantaranya Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso, Sekretaris Ditjen Perhubungan Udara M Pramintohadi, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik JA Barata.


Berita ini telah tayang di Warta Kota, Minggu (11/6/2017), dengan judul: Saat Menteri Masuk Kolong Bus Ngecek Persiapan Lebaran Terkejut yang Ditemukan

 

 

 

Kompas TV Penyandang Tuna Netra Jadi Relawan di Posko Arus Mudik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com