KOMPAS.com - Satu-satunya rumah yang masih berdiri di tengah proyek jalan tol Pejagan-Pemalang Seksi III di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, itu akhirnya rata dengan tanah.
Kasasi pemiliknya, Sanawi, seorang juragan warteg, ditolak di Mahkamah Agung. Sebelumnya, Sanawi mempertahankan rumahnya karena menilai penawaran harga yang disodorkan tim appraisal pembebasan lahan terlalu rendah.
Di Gorontalo, Hartin Maliki atau Ta Nou, penjual pisang goreng legendaris yang menggoreng dengan mencelupkan tangan ke minyak panas sudah tidak lagi berjualan. Namun, Ta Nou bercerita bahwa dia terkadang masih "beraksi" jika ada yang memintanya.
Berikut ini 5 berita terpopuler dari seantero Nusantara sepanjang hari kemarin yang tak boleh Anda lewatkan:
1. Kasasi Ditolak, Rumah Bos Warteg di Tengah Jalan Tol Akhirnya Dibongkar
Pembongkaran menyusul ditolaknya kasasi oleh Mahkamah Agung yang diajukan juragan warteg itu, lewat pengacaranya beberapa waktu lalu.
"Pak Sanawi sudah menerima ganti rugi sesuai dengan nilai dari tim appraisal. Keputusan MA sudah inkracht, sehingga rumah harus dibongkar," kata Pejabat Pembuat komitmen (PPKom) Pembebasan Lahan Pejagan- Pemalang, Sularto.
Sebelumnya, pemilik sejumlah warteg di Jakarta itu pun mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri (PN) Slawi Kabupaten Tegal.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Rumah Bos Warteg Ini Bakal Ada di Tengah Jalan Tol Pejagan-Pemalang
2. Bertemu Ta Nou, Penjual Pisang Goreng Legendaris yang Celupkan Tangan ke Minyak Panas
Ketika Kompas.com menjumpainya di rumahnya, Rabu (31/5/2017), sambil mengasuh 4 dari 5 cucunya, perempuan yang kerap dikenal dengan nama Ta Nou ini pun mengenang masa lalunya saat dia harus bertahan hidup dengan menjual pisang goreng di jalan pinggir muara sungai Bone.
Ta nou mengaku pengalaman itu dimulai ketika 11 tahun lalu dia mendapatkan "bisikan" saat menggoreng pisang yang memintanya mencelupkan tangan ke dalam minyak panas.
Lalu dengan kepercayaan dan ucapan bismillahirahmanirrahim, dia mencelupkan tangan kanannya dalam minyak goreng panas dan membalik-balik pisang agar matang merata. Hal itu dilakukannya hingga berulang kali.
“Rasanya hanya hangat saja, tidak panas. Orang-orang yang mengantre pisang semuanya melotot melihat saya menggoreng pisang pakai tangan,” kenang Ta Nou.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Ta Nou, Penjual Pisang Goreng yang Celupkan Tangan ke Minyak Panas, Akhirnya Pensiun
3. Seorang Wanita Diculik dan Dilecehkan Seksual di Dalam Mobil
Korban yang tinggal di Surabaya Timur itu menyebutkan, pelaku mengaku seorang anggota Polrestabes Surabaya.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Shinto Silitonga membenarkan soal penculikan DY.
Pihaknya sedang menindaklanjuti laporan korban dan memburu pelaku yang mengaku sebagai polisi.
"Memang benar ada laporan itu, kami sedang menangani kasus tersebut. Kami sudah mengantongi identitas pelaku,” kata Shinto, Kamis (1/6/2017).
Shinto menjelaskan, peristiwa bermula saat DY dan temannya mengendari motor di Jalan Kenjeran, Surabaya.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Sekap Wanita untuk Beradegan Seks, Polisi Gadungan Ditangkap Aparat
4. Kisah 11 Pendeta dan Pondok Pesantren Pancasila Salatiga
Sang pendiri ponpes, Kiai Muhlasin, sengaja memberi nama tersebut. Karena ia ingin menghormati dan menghargai para pendeta, pemilik tanah sebelumnya dari pesantren ini.
"Dulu ini adalah tanah milik UKSW untuk perumahan Satya Wacana 13, yang punya ada sebelas pendeta," kata Kiai Muhlasin, saat ditemui pada Selasa (30/5/2017) petang.
Kiai Muhlasin bercerita, saat baru lulus mondok dari sebuah pesantren di Ploso, Kediri, ia meminta tanah seluas 4.000 meter tersebut untuk dijadikan pesantren. Saat mengajukan permintaan kepada pendeta, ia pesimistis.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Viral Doa Misa Umat Katolik untuk Umat Islam, Ini Kata Buya Syafii
5. Elsa, Remaja Gunungkidul Peraih Nilai Tertinggi UN SMP Se-DIY
Pemilik nilai tertinggi Ujian Nasional di Yogyakarta adalah Elisabeth Maria Indah Feiranti (15) siswa SMPN 1 Wonosari, Gunungkidul, dengan nilai UN 390,00.
Gadis kelahiran Bantul, 21 Maret 2002 memperoleh nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia 98,00; Bahasa Inggris 92,00; Matematika 100,00; dan IPA 100.00. Dia mengalahkan 51.023 siswa SMP/MTs mengikuti UN.
Remaja yang akrab disapa Elsa itu mengatakan, sejak masuk kelas IX dirinya mulai belajar. Meski demikian dirinya mengaku belajar tidak lama, dan biasanya di pagi hari.
"Belajar lama-lama malah ngantuk, pas senang belajar, ya belajar. Kalau enggak, ya enggak usah dipaksakan," katanya ditemui di rumahnya Jln Mayang no 65, Gadungsari, Wonosari Jumat (2/5/2917).
Di sela belajar, dirinya hobi membaca novel karangan Rick Riordan.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Kisah Yusuf, Siswa SMK yang Buta Setelah Dilempar Telur Saat Ulang Tahun