Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 16/05/2017, 13:39 WIB
|
EditorReni Susanti

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Aliran Kali Bedog Bantul, Yogyakarta, tercemar limbah. Akibatnya, air di kali tersebut bau, berwarna hitam, dan sejumlah biota air mati. Pencemaran diduga karena limbah dari sebuah pabrik. 

Warga Dusun Kentolam Kidul, Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, Triyono (42) mengatakan, limbah biasanya mulai mengalir sejak 04.30 WIB. Ditandai dengan perubahan air dari bening menjadi coklat kehitam-hitaman disertai dengan kepulan uap.

"Air sungai mengeluarkan uap dan terasa panas," ujar Triyono, Selasa (16/5/2017).

Tak berapa lama, satu per satu ikan muncul di permukaan dengan kondisi lemas. Warga lantas menangkap ikan dengan peralatan seadanya.

"Saya yang menggunakan jala kecil saja mendapatkan hampir dua kilogram, belum masyarakat yang lain," ucapnya.

(Baca juga: Gara-Gara Limbah Pabrik, Sungai di Jateng "Miskin" Ikan)

 

Suhardi (42), warga lainnya, ikan yang mati di sungai tersebut beragam jenis, mulai dari patin hingga wader. "Ikan yang naik seperti patin, kepek, dan wader pari," ucapnya.

Dia mengatakan, pencemaran air di Kali Bedog terjadi hampir setiap tahun, saat musim giling tebu tiba.

"Setiap giling (tebu) memang kayak gini. Sore (airnya) bening, paling malam (sampai siang) keruh lagi," terangnya.

Selain menyebabkan ikan mati, pencemaran ini menghentikan aktivitas para penambang pasir. Sebab, tubuh mereka kerap gatal saat turun ke air.

"Airnya menyebabkan gatal-gatal, lebih baik berhenti dulu," ujar seorang penambang, Joko. 

(Baca juga: Kasus Limbah Rancaekek Masuk ke Mahkamah Agung)

 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Masharun Ghazali mengaku belum mendapatkan laporan mengenai pencemarian kali Bedog. Namun pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait.

"Kami memantau apakah ada ekses dalam kegiatan industri. Kalau ada ekses, tentu akan kami panggil (pihak pabrik) untuk mengajak diskusi. Kami akan mencari sebabnya apa," tutupnya. 

Kompas TV Sampah sering jadi biang masalah, apalagi bagi kota terbesar kedua di Indonesia, yaitu Surabaya. Namun pengelolaan sampah yang selama ini menjadi PR Pemkot Surabaya ini sudah ada solusinya, yaitu dengan pengolahan limbah organik dan anorganik di beberapa tempat pengolahan sampah di Surabaya. Pengolahan sampah ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Kota Kitakyushu, Jepang, melalui Nishihara Corporation. Salah satunya adalah TPS Sutorejo yang diresmikan pada 8 Maret 2013 lalu. Setiap hari, tempat ini menampung hingga 1,5 ton sampah dari 2 kelurahan. Kini, dengan menggunakan pengelolaan sampah yang berkonsep zero waste, volume sampah yang dibuang Ke TPA di Surabaya berkurang 8-10% setiap tahun dalam lima tahun terakhir.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Realitas Tata Kelola Transportasi Laut yang Mengecewakan

Realitas Tata Kelola Transportasi Laut yang Mengecewakan

Regional
Tata Kelola Danau Toba Pasca-F1H20

Tata Kelola Danau Toba Pasca-F1H20

Regional
Gencarkan Citra “Makassar Kota Makan”, Walkot Danny Ajak Apeksi Nikmati 50 Jenis Makanan Tradisional

Gencarkan Citra “Makassar Kota Makan”, Walkot Danny Ajak Apeksi Nikmati 50 Jenis Makanan Tradisional

Regional
Patriarki dan Kekerasan terhadap Perempuan Adat

Patriarki dan Kekerasan terhadap Perempuan Adat

Regional
Buku Bupati Hamim “Belajar dari Bone Bolango” Tuai Banyak Respons Positif

Buku Bupati Hamim “Belajar dari Bone Bolango” Tuai Banyak Respons Positif

Regional
Jokowi Larang ASN Bukber, Bupati Sumenep: Kami Ikuti Arahan Pak Presiden

Jokowi Larang ASN Bukber, Bupati Sumenep: Kami Ikuti Arahan Pak Presiden

Regional
Tatkala Jawa Mulai Rusak

Tatkala Jawa Mulai Rusak

Regional
Sejalan dengan Soekarno, PDI-P Jatim Tolak Kehadiran Israel di Jatim

Sejalan dengan Soekarno, PDI-P Jatim Tolak Kehadiran Israel di Jatim

Regional
Papeda: Antara Jatuh Gengsi dan Masa Depan Ketahanan Pangan

Papeda: Antara Jatuh Gengsi dan Masa Depan Ketahanan Pangan

Regional
Dukung Kemerdekaan Palestina, Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel

Dukung Kemerdekaan Palestina, Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel

Regional
Gus Muhaimin Silaturahmi ke IAY Darul Azhar Tanah Bumbu, Bupati Zairullah Ucapkan Rasa Syukur

Gus Muhaimin Silaturahmi ke IAY Darul Azhar Tanah Bumbu, Bupati Zairullah Ucapkan Rasa Syukur

Regional
Sejahterakan Umat, Danny Pomanto Raih Penghargaan Baznas Award 2023

Sejahterakan Umat, Danny Pomanto Raih Penghargaan Baznas Award 2023

Regional
Pemkot Cilegon Teken MoU dengan PT KAS dan PT CAP untuk Proyek Pembangunan Pelabuhan Warnasari

Pemkot Cilegon Teken MoU dengan PT KAS dan PT CAP untuk Proyek Pembangunan Pelabuhan Warnasari

Regional
Kemenko Kemaritiman Apresiasi Progres PSEL Makassar, Sebut Jadi Percontohan Nasional

Kemenko Kemaritiman Apresiasi Progres PSEL Makassar, Sebut Jadi Percontohan Nasional

Regional
Raih Penghargaan PPKM Award 2023, Pemkot Makassar Buktikan Keberhasilan Program Makassar Recover

Raih Penghargaan PPKM Award 2023, Pemkot Makassar Buktikan Keberhasilan Program Makassar Recover

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke