Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Berita Populer Nusantara: Gubernur Mengaku Akun Facebook Dibajak soal Aksi untuk Ahok hingga Penyebab Fahri Hamzah Ditolak di Manado

Kompas.com - 15/05/2017, 07:00 WIB

KOMPAS.com - Kelanjutan berita penolakan terhadap Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di Manado, Sulawesi Utara, menjadi pilihan pembaca sepanjang hari kemarin, terutama terkait alasan massa menolak Fahri dan pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa ini.

Respons yang sama juga diberikan pembaca terhadap kabar penemuan jasad di Waduk Cirata di Cianjur. Polisi akhirnya memastikan bahwa jasad itu adalah dosen ITB Suryo Utomo yang dilaporkan hilang sejak 10 Mei 2017.

(Baca juga: Cerita di Balik Seliged, Sepeda Listrik Mirip Harley Davidson dari Jogja)

Selain itu, perkembangan dan sisi lain dari berita pembubaran kegiatan aksi 1.000 lilin untuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok oleh massa beratribut Front Pembela Islam (FPI) di Anjungan Pantai Losari pada Sabtu (13/5/2017) malam juga terus dicari.

Salah satunya, beredarnya foto screencapture dari status Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo yang mendukung pembubaran aksi penyalaan lilin tersebut. Apa jawaban Syahrul Limpo?

Berikut ini 5 berita terpopuler dari seantero Nusantara sepanjang hari kemarin yang tak boleh Anda lewatkan:

 

1. Status Dukung "Gerakan Matikan Lilin untuk Ahok", Gubernur Sebut Akun Facebook Di-"hack"

KOMPAS.com/Sabrina Asril Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo
Status yang tertulis di dinding akun Facebook milik Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menjadi viral di media sosial.

Dalam status itu tertulis bahwa Syahrul mendukung "Gerakan Matikan 1.000 Lilin" yang sebelumnya digelar untuk mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pantai Losari. Namun, aksi itu dibubarkan oleh massa beratribut Front Pembela Islam (FPI).

"Saya Gubernur Sulsel sangat mendukung "Gerakan Matikan 1000 Lilin" demikian bunyi tulisan yang beredar di bawah nama Syahrul Yasin Limpo.

Status itu tercatat ditulis empat jam sebelum aksi digelar, Sabtu (13/5/2017) malam.

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Massa Beratribut FPI Bubarkan Aksi 1.000 Lilin untuk Ahok di Pantai Losari 

2. Kenapa Fahri Hamzah Ditolak di Manado?

KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/5/2017).
"Usir Fahri Hamzah, usir, usir..." teriakan itu menggema saat Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menemui massa di luar Ruang VIP Bandara Sam Ratulangi Manado, Sabtu (13/5/2017). Massa meneriakkannya sambil mengacungkan tangan ke atas.

Massa membawa spanduk dan poster yang berisikan berbagai seruan, di antaranya bertuliskan "Usir si mulut busuk Fahri".

Olly lalu mengingatkan massa untuk tetap mempertahankan karakter cinta damai yang selama ini melekat kepada masyarakat Sulawesi Utara.

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dijadwalkan menghadiri sejumlah kegiatan di Manado pada hari itu. Dia mendarat di Bandara Sam Ratulangi, Sabtu pagi.

Namun, kedatangannya ditolak oleh ribuan orang yang sudah berkumpul sejak pagi hari untuk mencegat Fahri beraktivitas di Manado.

Kenapa Fahri Hamzah ditolak di Manado?

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Gubernur Sulut Dapat Teriakan Usir Fahri Hamzah Saat Tenangkan Massa dan Ditolak Warga Manado, Ini Kata Fahri Hamzah

3. Jasad di Cianjur Dipastikan adalah Dosen ITB yang Hilang

Dok Istimewa Suryo Utomo, dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung (ITB) dilaporkan hilang sejak Rabu (10/5/2017).
Kapolrestabes Bandung Komisaris Besar Hendro Pandowo memastikan bahwa jasad yang ditemukan di Waduk Cirata, Kampung Jagabaya, Desa Sindangsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, adalah Suryo Utomo, Dosen School of Business Management (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) yang hilang sejak Rabu (10/5/2017) lalu.

"Pihak Polres Cianjur langsung melakukan koordinasi dengan Satreskrim Polrestabes Bandung dan juga melakukan pengecekan ke keluarga korban dan keluarga korban menyatakan bahwa mayat tersebut adalah Suryo Utomo yang hilang," kata Hendro melalui ponselnya, Minggu (14/5/2017) pagi.

Jasad Suryo Utomo ditemukan pada Sabtu (13/5/2017) sekitar pukul 15.30 WIB. Korban menggunakan kaus hitam dan celana dalam seperti yang dikenakan sebelum hilang.

"Korban dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit Umum Cianjur," ucapnya.

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Dosen ITB yang Menghilang Memiliki Riwayat Hilang Ingatan

4. Apa yang Perlu Dipelajari dari Aksi Massa Tolak Fahri Hamzah?

KOMPAS.com / RONNY ADOLOF BUOL Peserta aksi menolak kedatangan Fahri Hamzah di Manado, Sabtu (13/5/2017) mencoba menjebol pintu pagar halaman VIP Bandara Sam Ratulangi. Fahri Hamzah dianggap sebagai sosok yang sering mengumbar pernyataan yang memicu tindakan intoleran.
Kedatangan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah ditolak oleh massa saat berkunjung ke Manado, Sabtu (13/5/2017). Fahri harus membatalkan sejumlah agendanya karena situasi yang tak kondusif.

Massa yang berkumpul sejak pagi di Bandara Sam Ratulangi memaksa Fahri harus melewati jalan alternatif lewat belakang Bandara untuk tiba di Kantor Gubernur Sulut.

Pun, saat harus kembali ke Bandara, Fahri harus melewati pintu belakang. Massa menggelar aksi menolak kedatangan Fahri karena menganggap dia adalah pejabat negara yang kerap melontarkan pernyataan yang tak mencerminkan toleransi.

"Aksi kemarin sebenarnya bentuk spontanitas dalam menyikapi kondisi bangsa akhir-akhir ini. Kenapa harus Fahri, karena dia dinilai sebagai figur yang acapkali tampil di forum-forum resmi maupun dalam beberapa aksi selalu berbicara tanpa memperhatikan perasaan kaum minoritas," ujar Jim R. Tindi, salah satu orator dalam aksi kemarin, Minggu (14/5/2017).

Budayawan dan pengamat sosial politik dari Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Sulut, Pitres Sombowadile menyentil pentingnya pembelajaran dari aksi kemarin yang disebutnya sebagai Pancasila Watch.

"Apa yang salah dari bangsa ini? Apa yang mestinya dikoreksi bagi kita yang masih berkeyakinan dengan Indonesia sebagai rumah dan mahligai bersama kita," ujar Pitres.

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Ditolak oleh Massa di Manado, Fahri Hamzah Akhirnya Pulang

5. Polisi Sebut Aksi 1.000 Lilin untuk Ahok di Makassar Tanpa Izin dan Massa Main Hakim Sendiri

KOMPAS.com/Hendra Cipto Massa bersorban putih bubarkan aksi 1000 lilin di Anjungn Pantai Losari, Sabtu (13/5/2017) malam
Pihak kepolisian meminta seluruh pihak untuk menahan diri pasca-pembubaran aksi 1.000 lilin untuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Anjungan Pantai Losari Makassar, Sabtu (13/5/2017).

Aksi 1.000 lilin untuk Ahok diminta dibubarkan oleh massa beratribut Front Pembela Islam (FPI), Sabtu malam.

Kepala Polrestabes Makassar Kombes Pol Endi Sutendi mengatakan, dua kelompok tersebut memiliki keinginan yang bertolak belakang. Satu pihak ingin melaksanakan aksi 1.000 lilin, sedangkan pihak lain tidak ingin aksi itu digelar di Kota Makassar.

"Pihak penyelenggara aksi 1.000 lilin tidak memberitahukan kegiatannya kepada Pemerintah Kota maupun aparat Polrestabes Makassar. Pihak satunya lagi membubarkan aksi 1.000 lilin sendiri. Harusnya, pihak yang ingin membubarkan aksi 1.000 lilin tidak melakukan tindakan sendiri dan harusnya dilaporkan ke Pemerintah Kota maupun aparat Kepolisian," katanya saat dikonfirmasi, Minggu (14/5/2017).

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Dibubarkan di Pantai Losari, Aksi 1.000 Lilin untuk Ahok Pindah ke Halaman RS dan Pembubaran Aksi 1.000 Lilin di Pantai Losari, Ini Langkah Walikota Makassar

 

 

 

Kompas TV Massa di Manado Ini Halangi & Tolak Fahri Hamzah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com