Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sadar Bencana, Desa di Gunung Kelud ini Bentuk Sekolah Siaga Bencana

Kompas.com - 12/05/2017, 14:32 WIB
M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com - Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, dengan ketinggian 1.731 mdpl merupakan gunung api yang aktif dengan perangai eksplosif. Tahun 2014 silam, letusannya meluluh lantakkan wilayah sekitarnya.

Bagi warga yang tinggal di sekitarnya, keberadaan gunung itu merupakan berkah sekaligus musibah. Berkah karena banyak warga menggantungkan hidup darinya, dan musibah karena potensi bencana yang ditimbulkannya.

Warga Desa Sempu yang ada di Kecamatan Ngancar, rupanya sadar betul atas resiko pilihan hidupnya. Desa ini berada di sebelah barat daya Gunung Kelud dan hanya berjarak 8 kilometer dari puncaknya.

Posisinya itu membuatnya masuk radius ring 3 atau kawasan rawan bencana 1.

Pengalaman hidup menumbuhkan kesadaran kolektif dalam menyikapi bencana yang bisa datang sewaktu-waktu.

Mereka secara swadaya membangun sebuah sistem pendidikan yang berorientasi pada manajemen bencana, yaitu Sekolah Siaga Bencana.

Sekolah Siaga Bencana itu mengarah pada model sekolah yang didesain agar warga sekolah paham tentang manajemen bencana termasuk; pengurangan risiko bencana, penanganan sebelum, saat, dan setelah suatu bencana terjadi.

Kepala Desa Sempu, Eko Soeroso mengungkapkan, sekolah itu hampir mirip dengan Desa Tangguh namun basisnya adalah warga sekolah. Di sekolah itu termasuk diajarkan bagaimana usaha kreatif guru menyisipkan materi kebencanaan dalam kurikulum pelajaran.

"Program ini merupakan pilot project dan saat ini sudah digelar 2 kali pertemuan," ujar Eko Soeroso, Jumat (14/5/2017).

Operasional sekolah itu saat ini masih nebeng di gedung kelas milik SDN Sempu 1 dan jadwal pembelajarannya berlangsung tiap kali usai kelas reguler berlangsung paginya.

Sementara tenaga pengajarnya berasal dari elemen-elemen yang konsen di bidang kebencanaan seperti Jangkar Kelud dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Selain basis warga sekolah, kata Eko, pihak desa juga melibatkan warga lingkungan sekitar sekolah agar konsepnya meluas dan dapat diterima semua kalangan.

"Nanti pertemuan ke tiga sampai ke enam, seluruh elemen masyarakat akan dilibatkan. Termasuk pas gladi lapang," ujar pemuda yang baru 3 bulan menjabat sebagai kepala desa ini.

Sekolah Siaga Bencana itu merupakan program berkelanjutan dari program-program yang telah digelar sebelumnya.

Menurut Eko, Desa Sempu sejak tahun 2010 secara swadaya telah membentuk tim siaga bencana. Kemudian pasca-Kelud meletus tahun 2014 dan didukung dengan lahirnya BPBD saat itu, kegiatan desa itu mulai diakomodasi oleh Pemkab setempat.

Ide manajemen bencana itu kemudian berupaya disebar luaskan dengan cara bekerjasama antar desa lainnya maupun dengan BPBD. Hingga kemudian terbentuk Desa Tangguh Bencana di kawasan sekitar Gunung Kelud dan turunan kegiatannya.

"Dari rentetan kronologis itu salah satu kebutuhannya adalah menyiapkan generasi muda yang juga paham dan mengerti pengurangan risiko bencana akhirnya muncul kebutuhan sekolah siaga bencana itu," ungkap kades yang sejak awal aktif di bidang kebencanaan ini.

Sementara itu dalam kesempatan yang berbeda, Kepala BPBD Kabupaten Kediri Rendy Agatha mengatakan, pihaknya terus mendorong kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengurangan resiko bencana.

Selama ini menurut dia, ada hal yang perlu dievaluasi dalam hal penanganan bencana, yakni para pihak gaduh hanya pada saat suatu bencana terjadi.

"Padahal yang tidak kalah penting adalah kesadaran dan kesiap-siagaan dalam menghadapi bencana itu sendiri," ujarnya.

Apalagi wilayah Kabupaten Kediri sebut dia, berada pada kawasan rawan bencana. Wilayahnya berada pada himpitan 2 gunung yakni Gunung Wilis di sebelah barat dan Gunung Kelud di sebelah timur.Itu menyebabkan Kediri cukup berpotensi terjadi kerawanan bencana mulai dari gunung meletus, banjir bandang, hingga longsor. 

Baca juga:  10 Tahun Gempa Yogya, Ada Sekolah Siaga Bencana di Bantul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com