Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Farida, Wanita yang Terselamatkan Hidupnya karena Tembakau (2-Tamat)

Kompas.com - 05/05/2017, 19:17 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

Farida yang menderita kanker ganas tiba-tiba merasa sembuh melalui sejumlah terapi rokok (tembakau). Pengobatan dilakukan rutin selama satu kali dalam sepekan, hingga akhirnya bisa kembali menjalankan aktivitas sehari-hari.

“Saya enggak bisa menyebutkan ini menyambuhkan atau tidak. Tapi yang saya rasakan dampaknya sangat terasa, pendarahan berkurang, badan ada tenaga, sudah gak pucat lagi,” ujar Rida, kepada Kompas.com.

Ia juga menceritakan sejumlah kolega yang bersama-sama menjalani perawatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Temannya menderita penyakit jantung. Dalam jejak rekam medis, jantung sudah berlubang. Uniknya, sepekan setelah terapi, jantung yang berlubang mulai tertutupi.

“Jadi sebelum ke balur harus ada analisis hasil medik dari dokter, itu syaratnya,” kata dia.

Belum teruji klinis

Dosen promosi kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Nur Jannah mengatakan, proses pengobatan melalui tembakau belum teruji secara klinis. Uji coba kesehatan, kata dia, harus melalui percobaan yang panjang, serta eksperimen yang terukur.

Jannah melihat bahwa pengobatan itu belum bisa diakui karena masih tahap laboratorium.

Penolakan lainnnya, yaitu penemuan pengobatan tembakau belum dipublikasi di jurnal internasional. Jika memang sebagai pengobatan, mestinya melalui uji klinis, yaitu di laboratorium, binatang percobaan, sampai uji coba ke manusia.

"Saya melihat itu belum sampai di sana, tapi baru sampai di efek nano, dan diuji coba melalui metode balur," kata Nur Jannah kepada Kompas.com, Rabu (3/5/2017).

Baca juga: Tidak Ada Rokok yang Lebih Sehat, Semua Berbahaya!

Dia menyanggah tentang manfaat aurum ke dalam tubuh. Dalam tubuh manusia, kata Nur Jannah, memang dibutuhkan zat yang bersifat mikro dan makro. Tubuh, misalnya, membutuhkan zat besi dalam takaran tertentu. Aurum juga memungkinkan hal yang sama.

Jannah menegaskan bahwa dalam asap rokok mengandung zat berbahaya yang lain, salah satunya tar. Pemasukan aurum, lalu zat lain yang berbahaya justru membahayakan kesehatan tubuh.

"Itu aneh. Kalau pengobatan diambil bahan aktif dari zat lain juga bahaya. Efek nikotin misalnya itu memicu dopamin, bahwa ada zat dikeluarkan oleh otak membuat nyaman, enak dan tenang. Saya rasa kesembuhan perlu dibuktikan dari efek nikotin," jelasnya.

"Suatu yang belum jelas publish-nya belum bisa dikatakan penelitian yang dipercaya. Jadi seperti pseudo science atau ilmu pengetahuan yang dipakai untuk membenarkan sesuatu. Sejauh yang saya baca di jurnal bahwa asap rokok berbahaya," katanya.

Menurutnya, dalam posisi seseorang enggak ada harapan, medis lama dan mahal, maka pengobatan rokokjadi alternatif. Itu belum ada standardisasi, tetapi dipercaya ada efek yang nyata.

Bahaya nikotin

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com